Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pathok Bandara, Sebuah Novel 27

29 Februari 2016   20:51 Diperbarui: 29 Februari 2016   21:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"wah, wow kalau begini aku tidak tahu pasalnya, pasal keuangan yang maha kuasa berbeda dengan pasal hati nurani" pak guru Sayid mencoba menghiburku, aku senyum kecil.

"beda pak maslahnya, kami dilihat dari luar yang menghambat, tetapi kamilah yang jadi korban kelak, sawah, ladang, rumah kami di korbankan, bukan rupiahnya pak sekali lagi bukan rupiahnya, hati kami yang tak kan terbeli" aku sedikit emosi menangapi guyonan bapak Sayid ini, dia diam tepat dihadapanku.

"yakin dan tetap berjuang aku akan suport  njenengan bu Nur" kata pak Guru ini dengan senyum khasnya  dihadapanku, akuberterima kasih sekali dengan sesama teman guru ini ya sama dengan teman yang lain memberi apresiasi yangdalam  terhadap kasus  pendapa rumah kami.

 

Bukan mengapa 

 

semua harap cemas

menangis

bukan solusi

 

ataukah gembira

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun