Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pathok Bandara, Sebuah Novel 23

20 Februari 2016   20:03 Diperbarui: 20 Februari 2016   20:39 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

nurani seakan mati

 

Entah mengapa malamnya setelah isya pendapa  di hujani oleh sekelompok pemuda yang bercadar hitam-hitam melempar bom botol yang  yang membuat sebagian cagak, ya tiang pendapa agak sedikit terbakar, kami tidak melawan tetapi melaporkan kejadian ini pada aparat pemerintah dan ditindak lanjuti dengan memasang garis polisi pada pendapa  kami ini

"kebangetan to ? lha setuju dan tidak setuju itu masalah hati to? kata bulik  warni mengomentari ulah barbar ini

"pasti  ini suruhan ini  benar mba" kata mba Trimah padaku

aku diam membisu, mengapa kami jadi sasaran begini, aku baru tahu, inikah saatnya kita bangkit membela diri ataukah ini memicu  untuk masuknya mereka mengolah perbedaan pendapat kami?

 

bersambung...

 

pasrah bongkokan: menyerah kalah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun