Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pathok Bandara, Sebuah Novel 22

19 Februari 2016   20:19 Diperbarui: 19 Februari 2016   20:50 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

puisi gundah nur dalam hpnya di tulisnya dan kepad lik legiman di smsnya 'tidak usah dilanjutkan aksi ini    ' tulisnya di hpnya ' tetap dilanjutkan untuk mempertahankan harga diru mba ' jawab lik legiman, semua diam

Aku dalam dilema, apakah simbok yang pasrah dalam keadaan ataukah membela sedulur yang tidak nrimo bila semua di habiskan demi mega proyek ini, pergulatan yang tidak seimbang pemodal besar melawan pemilik dan petani buruh gurem, ibarat david melawan goliat aku sadar semua ini, akan menajdi benturan yang besar di desa kami.

 

bersambung...

 

centeng: pendukung

Nrimo:  pasrah

muring: marah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun