Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pathok Bandara, Sebuah Novel (4)

22 Januari 2016   20:30 Diperbarui: 22 Januari 2016   20:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya bait puisi ini yang aku buat dalam hpku yang sudah jadul ini walau kini tetap kutak mengharapkan ribut dengan si kumal yang sok itu tetapi ya mengapa dia tahu no hpku ini aku tidak tahu,.

Kelas menjadikan aku tersenyum walau akhirnya aku memikirkan simbok tadi yang melamun setelah ada surat sosialisasi dari kelurahan aku hnaya berharap jangan seperti tetangga sebelah kelurahan yang akhirnya pada ramai gara-gara ada tambang pasir emas kelak, aku coba menghibur diri dalam kelas dengan anak didik yang manis-manis tetapi pikiranku larut dalam mengapa dan paa isi sosialisai itu membuatku bertanya-tanya .

Sampai kulupa hampir dentang jam kelas pelajaran hampir habis..dan  mengapa ribut kumal itu mau ada dikehidupanku aku tidak menghiraukan lagi....

 

**simbok =ibu

**nduk =Panggilan anak putri

a

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun