Sesampainya di rumah Aldo, belum banyak tetangga yang datang karena masih dini hari. Hanya terlihat beberapa kerabat dekat yang tengah membantu membereskan rumah. Karin langsung mencari sosok yang ia panggil 'Ibu', karena dia teringat ucapan Aldo dimimpinya untuk menemani ibunya.Â
"bu" ucap Karin kepada wanita tua yang tengah duduk di samping jasad Aldo yang sudah diselimuti kain. Seketika kesedihan dan rasa sakit yang meraka rasakan tidak lagi dapat terbendung. Mereka saling bertatapan sejenak, kemudian berpelukan sambil menangis. seakan-akan tanpa bicara mereka sudah saling memahami apa yang dirasakan satu sama lainnya.
Cukup lama mereka berpelukan dan menangis, Lalu Sri (Ibu Aldo) berkata "Karin, Aldo udah gak ada. Karin tetap anak ibu ya. Tadi malam Ibu sudah tidur, tiba-tiba Aldo masuk kamar ibu. Aldo bilang, bu bangun nanti bakal ada banyak orang datang. Ibu, siap-siap ya. Aldo jemput Karin dulu, biar nanti dia temenin ibu disini. Habis itu dia keluar kamar ibu, gak lama ada suara orang ketuk pintu. Ternyata orang-orang datang antarkan jenazah Aldo Riiin hiks hiks hiks".
Karin tak menjawab apapun, dia hanya menangis sambil memeluk Sri. Dia berkata di dalam hati "Mas, ternyata tadi malam betul kamu. Kamu temenin aku waktu aku takut hujan, kamu temani aku sampai aku tidur. Lalu saat aku pingsan, kamu bangunin aku supaya aku temani ibu. Makasih mas, sampai akhir hidupmu pun kamu masih menjaga ku".
Sejak saat itu, Karin tidak lagi tinggal di kontrakannya. Ia tinggal bersama Sri dan menjadi anak angkat keluarga Aldo. Karena Alya dan Hamka sudah memiliki rumah sendiri, maka Sri hanya tinggal sendiri setelah meninggalnya Aldo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H