Mohon tunggu...
Alpi AnwarPulungan
Alpi AnwarPulungan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa yang merantau ke Malang hanya karena membaca novel Apa pun Selain Hujan

Lahir di sebuah desa terpencil di Sumatra Utara, tepatnya di desa Sorimadingin Kabupaten Tapanuli Selatan. Saat ini tengah menempuh studi S1 pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, angkatan 2017 dan mengambil minat sastra. Dulu memiliki hobi memangkas rambut dan bermain sepak bola di perbatasan kampung di dekat sungai Angkola tetapi sekarang mulai menyukai film-film Bollywood dan menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Foto Kenangan

25 Desember 2020   22:18 Diperbarui: 25 Desember 2020   22:27 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Begitu, ya? Tetapi menurutku kita harus tahu agama seseorang agar bisa menempatkan diri."

"Islam. Aku 100 persen Islam. Di Mandailing itu mayoritas Islam. Jadi yang marganya Nasution, Lubis, Pulungan, itu Islam. Tidak semua orang Batak itu Kristen." Aku menatap matanya ketika mengucapkan kalimat terakhir.

"Aku paham. Aku hanya takut berhubungan dekat dengan lelaki Kristen. Aku takut nanti bisa murtad karena sudah terlanjur sayang."

"Jadi sebisa mungkin jangan terlalu dekat dengan orang yang bukan Islam, begitu?"

"Betul, karena hubungan paling jauh itu salah satunya adalah hubungan beda agama."

"Kamu salah, hubungan paling jauh adalah hubungan dua orang yang sudah beda perasaan."

                                                                ***

Mengobrol dengannya sungguh menyenangkan. Empat jam berlayar menjadi tidak terasa. Kapal pun berlabuh dan bus kembali melaju. Tulisan Welcome to Java Island terpampang besar di gapura jalan. Tak berselang lama bus berhenti di rumah makan di Tanah Tinggi. Orang-orang mulai turun dari bus lalu menyebar ke berbagai tempat. Selepas dari toilet memenuhi panggilan alam, aku mencari-cari Salsabila. Kutelusuri ruang makan tetapi tak kutemui sosoknya. Aku mencarinya ke tempat lain.

"Eh, Sini!" panggilnya dari jauh.

                Aku pun langsung melangkah menuju warung kecil di samping rumah makan besar.

"Lauknya sama seperti punya gadis yang itu ya Bu, " ucapku menunjuk ke arah Salsabila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun