"Begitu, ya? Tetapi menurutku kita harus tahu agama seseorang agar bisa menempatkan diri."
"Islam. Aku 100 persen Islam. Di Mandailing itu mayoritas Islam. Jadi yang marganya Nasution, Lubis, Pulungan, itu Islam. Tidak semua orang Batak itu Kristen." Aku menatap matanya ketika mengucapkan kalimat terakhir.
"Aku paham. Aku hanya takut berhubungan dekat dengan lelaki Kristen. Aku takut nanti bisa murtad karena sudah terlanjur sayang."
"Jadi sebisa mungkin jangan terlalu dekat dengan orang yang bukan Islam, begitu?"
"Betul, karena hubungan paling jauh itu salah satunya adalah hubungan beda agama."
"Kamu salah, hubungan paling jauh adalah hubungan dua orang yang sudah beda perasaan."
                                ***
Mengobrol dengannya sungguh menyenangkan. Empat jam berlayar menjadi tidak terasa. Kapal pun berlabuh dan bus kembali melaju. Tulisan Welcome to Java Island terpampang besar di gapura jalan. Tak berselang lama bus berhenti di rumah makan di Tanah Tinggi. Orang-orang mulai turun dari bus lalu menyebar ke berbagai tempat. Selepas dari toilet memenuhi panggilan alam, aku mencari-cari Salsabila. Kutelusuri ruang makan tetapi tak kutemui sosoknya. Aku mencarinya ke tempat lain.
"Eh, Sini!" panggilnya dari jauh.
        Aku pun langsung melangkah menuju warung kecil di samping rumah makan besar.
"Lauknya sama seperti punya gadis yang itu ya Bu, " ucapku menunjuk ke arah Salsabila.