Mohon tunggu...
Alpi AnwarPulungan
Alpi AnwarPulungan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa yang merantau ke Malang hanya karena membaca novel Apa pun Selain Hujan

Lahir di sebuah desa terpencil di Sumatra Utara, tepatnya di desa Sorimadingin Kabupaten Tapanuli Selatan. Saat ini tengah menempuh studi S1 pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, angkatan 2017 dan mengambil minat sastra. Dulu memiliki hobi memangkas rambut dan bermain sepak bola di perbatasan kampung di dekat sungai Angkola tetapi sekarang mulai menyukai film-film Bollywood dan menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Foto Kenangan

25 Desember 2020   22:18 Diperbarui: 25 Desember 2020   22:27 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Aku tidak menjawab pertanyaannya. Aku hanya menatap ke depan. Melihat lautan yang begitu luas dengan cahaya keemasan senja di atasnya. Di setiap sudut kapal sudah dipenuhi orang-orang yang sibuk swafoto atau meminta orang lain untuk memotretnya.

                Entah mengapa bagiku senja kali ini biasa saja. Mungkin karena orang-orangnya yang terlalu ramai. Berbeda sekali dengan senja di gunung Bromo yang begitu menenangkan.

"Hei!" Aku memanggilnya. "Bagamana kalau kita berswafoto?"

"Ya, keindahan ini harus diabadikan."

                Aku mengeluarkan gawaiku lalu berswafoto dengannya. Tanganku refleks merangkulnya. Awalnya ia terkejut tetapi kemudian melupakannya.

"Kenapa bisa kuliah jauh ke Surabaya?"

"Ini pertanyaan yang selalu tidak bisa kujawab. Mungkin sudah takdir," jawabnya polos.

"Iya. Barangkali, memang ada beberapa hal yang memang terjadi begitu saja, ada beberapa pertanyaan yang tidak memiliki jawaban."

"Agamamu apa?"

                Aku diam sejenak, mencoba mengingat kembali apa yang baru saja ia tanyakan. Apakah aku tidak salah dengar? Bukankah pertanyaan semacam itu terlalu serius?

"Jangan pernah berttanya agama seseorang karena itu bisa jadi menyinggungnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun