Tak hanya berada di media cetak, menurut Opindia, TOI juga sempat meloloskan berita advertising yang menentang pemerintahan Narendra Modi dengan membahas penanganan Covid-19 di India tanggal 1 Mei 2021.Â
Seperti pada media cetak, berita tersebut tidak memiliki label advertising atau sejenisnya, sehingga membuat masyarakat melayangkan kritik keras. Melihat hal ini pihak TOI menghapus artikel tersebut dari website resminya.
Dilansir dari Opindia, paid news mengaburkan batas antara berita sesungguhnya dengan berita iklan. Hal ini semakin susah dibedakan dalam bentuk digitalnya. Ini dikarenakan baik cetak maupun digital, TOI sengaja tidak memberikan label advertisement pada artikel paid news.Â
Selain itu, ditemukan bahwa terdapat perbedaan font yang digunakan jika artikel tersebut adalah hasil paid news di format cetak. Namun, pada format digital akan lebih sulit karena tidak ada perbedaan font.Â
Dampaknya adalah menimbulkan ketidakpercayaan di masyarakat saat membaca artikel, apakah yang mereka baca artikel sungguhan atau iklan.
Walaupun mendapatkan berbagai macam kritik mengenai sistem private treaties dan paid news, The Times of India tetap menjalankan kedua praktik ini hingga sekarang.
Daftar Pustaka
 D'Rozario, C. (2008, Juni 17). How private treaties influence reporting. Retrieved from Media Bussines: http://asu.thehoot.org/story_popup/how-private-treaties-influence-reporting-31 74
Malhan, S. P. (2013). The TOI Story. India: HarperCollins.