bahkan di-kala kita ingini keadilan rindu
hanya menghela napas se-sesak nyanyian peminta hujan
bagi kemarau renjana yang masih diabaikan.
Â
Kita, sebagai seni yang memahat udara selepas pagi
mengembangkan rahsa nurani senyawa diri
dan dapat menjadi sesuatu yang ditunggu
walau sekedar untuk menjalani jejak kaki-kaki waktu
dengan lelaku santun haru-biru
ber-yoga pada kebutaan telinga dunia semu
yang mungkin kita tak harus mampu