memasung paradigma
hingga titik-titik syaraf nalarku melemah
darah-darah syairku mengalir di kertas bera setanah
Â
Biarlah kedua mataku tetap melukis cinta
dengan tanpa warna sukacita
tanpa sentuhan sejuk udara
sepertiku didekap kabut malam
terjerat hasrat rindu terdalam
hingga waktu menemu dunia tlah terbenam
rahsa napasku pena tak berkalam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!