Â
Pada sentuhan mata langit
pada lirih jiwa yang berhembus di daun-daun
dalam sapaan rembulan
di serumpun bambu yang merdu bersenandung
senantiasa kau-simpan aroma rinduku
seperti jari-jari gerimis yang lembut berjatuhan
membelai kulit-kulit tanah
hingga segala kering, basah perlahan
Â
Apakah-ku tlah meminjam arwah malam sebagai citra kesunyian?