"Dalam dolar atau rupiah?" sela Tapian. Pendukung paslon nomor 1 ini kadang nampak seperti netral tapi kadang jelas memihak. Ada caleg dukungannya di salah satu partai koalisi pendukung paslon 1. Itu sebanya ia harus condong ke sana.
"Apa itu delapan ribu T, 600 T?" tanya om Bonny. Seperti berebutan bicara dengan Tapian.
"Rupiah! ... Dan saya dengar untuk program makan gratis, susu gratis inipun dari ngutang! Banyak janji beri bantuan seperti ini, pasti "ngegas" lagi utangnya!" Teriak Kensi sengit. Tapi tak lupa ia menjawab pertanyaan om Bonny tadi tentang T, singkatan dari Trilyun.
Doni yang memang punya misi membela kubu mereka terus berusaha masuk dalam diskusi panas itu.
"Itu kemungkinan besar diambil dari  meng-efisien-kan semua biaya operasional negara selama ini. Juga meningkatkan penerimaan pajak yang selama ini belum maksimal. Ada yang belum bayar pajak sesuai kewajibannya. Jangan-jangan kamu juga yang sering telat bayar pajak atau tidak sama sekali!", kata Doni.
Kensi, Ommy dan Tapian tidak bisa terima pernyataan Doni. Hampir bersamaan mereka teriaki Doni.
"Kalau sudah mengumbar banyak janji, jangan lagi mencari-cari kesalahan rakyat! Kamu juga harus bicara soal penguasaan tanah negara yang ratusan ribu hektar oleh orang-orang tertentu sementara rakyat kesulitan mendapat lahan untuk bertani!" Ommy protes keras.
"Juga korupsi itu! ... Korupsi itu menguras uang negara dan hanya mengenyangkan segelintir orang!" teriak Ommy dibenarkan Kensi.
 Tak disadari kelima pemuda itu, ... ternyata sudah banyak pemuda lain yang menghampiri kafe milik pak Husni itu. Suara tinggi bersahut-sahutan dari debat panas mereka ternyata menjadi pemicu kehadiran gerombolan pemuda itu. Entah apa yang mereka tangkap dari pembicaraan kelima pemuda itu. Yang jelas, mereka seperti tak puas dengan bahan pembicaraan Ommy dengan keempat sobatnya di kafe Randiwu itu.
"Pajak tidak boleh naik! ... Subsidi listrik, juga subsidi BBM jangan dihilangkan!" Teriak para pemuda dalam gerombolan itu.
 "Jangan hanya untuk beri makan siang gratis, beri susu gratis... lalu naikkan pajak! Hilangkan subsidi!" Teriak yang lain.