Akhir-akhir ini arah musim sudah tak menentu. Ketika musim panas, sering turun hujan. Saat musim hujan, terik matahari seakan tak mau kompromi, aneh memang. Hal ini juga terjadi di Kota Bogor, kota yang terkenal dengan rintik hujannya. Kota yang pas untuk menipu waktu, menggali kenangan, dan menyapa rindu.
Malam ini hujan turun cukup deras, tidak sejalan dengan terik dan panas mentari tadi siang. Jessica Putri, seorang remaja yang sengaja 'pulang' untuk napak tilas, berjalan menyusuri jalan-jalan di Kota Bogor, memasuki dimensi masa lalu yang tak mudah dilupakan.
Baru ditinggalkan lima tahun, tetapi sudah banyak perubahannya. Jalan-jalan kumuh yang dulu dilalui Jessica kini sudah menjadi cantik dan indah. Entah pemerintah memang mau memperbaikinya, atau hanya menghabiskan anggaran belanja saja. Tetapi ada satu yang tidak berubah, kenangan Jessica bersama Wilson yang terpatri jelas dalam pikirannya.
Wilson Mahendra, seseorang yang begitu spesial untuk Jessica. Mereka sempat menjadi teman, sahabat, pacar, kemudian dua orang yang tak saling mengenal satu sama lain. Wilson dan Jessica sudah saling kenal sejak SD. Sekolah yang sama dan rumah yang hanya berbeda beberapa blok saja membuat mereka sering bertemu. Mereka menjadi sahabat dekat ketika SMP dan berpacaran saat SMA.
Semua terasa indah, layaknya remaja yang baru berpacaran, 'kamu adalah segalanya', kira-kira begitu yang mereka rasakan satu sama lain. Mulai dari makan bersama, pergi dan pulang sekolah bersama, sampai berkelana bersama mereka lakukan.
Tiga tahun berlalu, masa SMA akan segera berakhir, Jessica dan Wilson sama-sama telah mempersiapkan dirinya masing-masing untuk memasuki jenjang kuliah. Jessica berencana kuliah seni di Universitas Udayana Bali, dan Wilson berencana kuliah masak keluar negeri.
"Jes," panggil Wilson memecah keheningan di halte saat menunggu angkot.
"Ada apa?"
"Kok diam saja sih?"
"Hemm, aku lagi mikir saat kita kuliah nanti apa yang akan terjadi ya?"
"Terjadi? Maksudnya?"