Mohon tunggu...
Mujibta Yakub
Mujibta Yakub Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hobi Menulis, Berbagi Faedah (Manfaat), Belajar, Religi (Islam).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mirror Self-Recognition (MSR): Tes Pengenalan Diri menggunakan Cermin

24 Juli 2024   10:24 Diperbarui: 24 Juli 2024   10:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain adaptasi sensorik, beberapa peneliti berpendapat bahwa spesies yang berbeda mungkin menunjukkan kesadaran diri melalui perilaku yang tidak tertangkap oleh tes cermin, seperti vokalisasi khas atau pola penandaan bau. Ekspresi pengenalan diri yang spesifik untuk setiap modalitas ini menyoroti kebutuhan akan penilaian multi-modal yang inovatif yang disesuaikan dengan kemampuan unik setiap spesies dan konteks ekologisnya. Seiring pemahaman kita tentang kognisi hewan semakin dalam, toolkit yang beragam dari tes mungkin diperlukan untuk sepenuhnya menyelidiki batas-batas kesadaran diri di seluruh pohon kehidupan.

Spesies yang Lulus Tes Cermin

Beberapa spesies yang telah lulus tes pengenalan diri menggunakan cermin meliputi:

1. Kera besar (simpanse, bonobo, orangutan, gorila)
2. Lumba-lumba hidung botol
3. Orca (paus pembunuh)
4. Gajah (setidaknya satu gajah Asia)
5. Gagak Eurasia
6. Ikan pembersih (cleaner wrasse)
7. Pari manta
8. Tikus (setidaknya satu strain tikus laboratorium)

Anak-anak manusia biasanya mulai lulus tes cermin sekitar usia 18-24 bulan, menunjukkan perkembangan kemampuan pengenalan diri.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua individu dalam spesies ini secara konsisten lulus tes, dan kinerja dapat bervariasi berdasarkan faktor seperti usia, lingkungan pemeliharaan, dan metodologi pengujian.

Pengembangan Tes Cermin

Para peneliti telah mengeksplorasi berbagai variasi pada paradigma tes cermin klasik untuk menyelidiki berbagai aspek kemampuan pengenalan diri. Beberapa variasi kunci termasuk:

- Sesi Cermin: Alih-alih paparan cermin tunggal, hewan menjalani beberapa sesi cermin yang diperpanjang selama berhari-hari atau berminggu-minggu untuk menilai efek pembelajaran.
- Review Gambar Cermin: Rekaman video perilaku cermin hewan ditinjau dan dikodekan untuk mengukur respons yang diarahkan pada tanda lebih tepat.
- Cermin Tertutup: Cermin secara berkala ditutup untuk menguji apakah inspeksi tanda berkurang ketika hewan tidak lagi dapat menggunakan pantulan.
- Cermin Tambahan: Beberapa cermin ditempatkan pada sudut yang berbeda untuk melihat apakah hewan menggunakannya secara kooperatif untuk melihat diri mereka dari perspektif lain.
- Variasi Tanda Cermin: Menggunakan zat penanda yang berbeda (pewarna, stiker, dll.) atau lokasi penandaan untuk memeriksa generalisasi stimulus dari pengenalan diri.
- Cermin yang Meragukan: Cermin non-reflektif "palsu" digunakan untuk membedakan perilaku yang diarahkan pada diri sendiri dari rasa ingin tahu umum tentang permukaan cermin.

Dengan memanipulasi kondisi tes cermin secara sistematis, para peneliti dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang dasar kognitif dan isyarat perseptual yang terlibat dalam pengenalan diri menggunakan cermin di berbagai spesies. Variasi ini membantu membedakan perilaku yang dipelajari dari kesadaran diri yang sebenarnya sambil menyelidiki batasan dan kekokohan kemampuan tersebut.

Lulus tes cermin secara luas diinterpretasikan sebagai bukti kesadaran diri dan pengenalan diri yang cukup canggih. Kemampuan untuk melihat refleksi diri sebagai representasi diri, bukan hanya individu lain, menyiratkan pemahaman konseptual tentang keberadaan diri sebagai entitas yang berbeda. Kapasitas untuk representasi meta ini dianggap sebagai ciri khas kesadaran dan kognisi yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun