Dua tahun kemudian, Abdullah kembali lewat di jalan itu dengan sebuah mobil milik teman pencinta alam. Dia mendapati Maria telah hidup kembali dengan menggunakan jilbab putih panjang. Maria sedang asyik bermain bersama para santri kecil di Taman Pondok Pesantren Hidayatullah. Sesekali Maria menggelitiki kaki-kaki santri yang malas sholat ke Masjid atau mulai membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an kala para santri memasang wajah gelisah meminta jawaban tentang persoalan iman dan kekerasan di Negerinya Indonesia. Tanpa Abdullah sadari, Maria memergoki tatapannya. Maria lalu hilang sembari tersenyum haru tanpa berkedip. Sementara, mobil dan motor yang mengantri daritadi dibelakang terus menekan klakson. Abdullah membuat jalan trans Tomohon  macet total. Dia  langsung mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Foto Maria sewaktu beribadah di Gereja Sentrum dulu masih lekat dalam pandangan.  Inilah cinta yang dibawa mati oleh lelaki separuh waktu. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H