Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Gedung Sarinah, National Heritage dan Kapitalisme Negara

12 Mei 2020   09:00 Diperbarui: 12 Mei 2020   09:03 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sarinah Baru dan Sarinah Lama. diolah dari beberapa sumber

Implikasinya, masih menurut Mas Bambang, perlakuan renovasi terhadap bangunan yang statusnya diduga cagar budaya sama dengan bangunan yang telah diputuskan sebagai cagar budaya.

Hal terpenting menurut Mas Bambang adalah tetap terpeliharanya aspek keunggulan Sarinah di tahun 1960an. Namun, persisnya apa tidak diberikan contoh dan/atau penjelasan lebih lanjut.

Yang pasti hingga saat ini PT Sarinah (Persero) belum mengajukan permohonan Sidang Pemugaran Cagar Budaya. Selain itu, terkesan proyek Gedung Sarinah Baru yang segera dibangun dalam hitungan hari ini belum mengantongi surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda DKI Jakarta.

Risiko Kapitalisme Negara

Skema yang diambil oleh adik orang terkaya no 15 di Indonesia ini, Garibaldi Thohir, adalah pemilik dan pengelola gedung Sarinah tetap BUMN PT (Persero) Sarinah.  Namun, beberapa BUMN yang lain akan ikut berinvestasi pada sebagian biaya pemugaran sebesar Rp900 miliar. 

Belum jelas bentuk investasi itu apa hanya sebatas kredit dari bank-bank plat merah dan/atau dalam format kepemilikan saham dari BUMN lain termasuk bank-bank BUMN..

Apapun format investasi tersebut, risiko proyek tetap ada di BUMN walaupun risiko itu sudah disebar ke beberapa BUMN lain. Risiko pada BUMN sebetulnya secara tidak langsung terkait dengan keuangan negara baik sisi risiko dividen maupun sisi risiko tambahan penyertaan modal negara (PMN) dan bahkan risiko uang negara yang diinvestasikan pada BUMN seperti pada PT (Persero) Sarinah dan BUMN yang lain tersebut yang akan mendukung proyek pemugaran gedung Sarinah Baru ini. 

Sejauh ini, pendapatan Gedung Sarinah sangat kecil hanya sekitar 400an juta rupiah setiap tahun. Dividen yang diterima pemerintah juga ralatif sangat sangat kecil.

Skenario Terburuk

Dalam hal proyek pemugaran ini gagal, misalnya, hanya sedikit sekali tenant yang tertarik ke gedung Sarinah baru ini dan/atau tenant cukup banyak tetapi dengan sewa yang sangat murah. 

Dalam kondisi seperti ini bisa saja Gedung Sarinah masih membukukan laba yang kecil tetapi tidak cukup untuk menutupi biaya investasi Rp900 miliar itu. Atau, kondisi yang terburuk gedung Sarinah bahkan mengalami kerugian kronis dalam jangka puluhan tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun