Kedua, selisih angka sebesar 1.320 tersebut ada kemungkinan tersebar di angka estimasi pada tujuh RS rujukan diatas yang jika kita rata-ratakan adalah 189 pasien positif Covid-19 per rumah sakti tersebut.Â
Namun, kelihatannya angka rata-rata ini terlalu besar. Misal, RSUD Pasar Minggu  hanya memiliki 7 kapasitas tempat tidur pasien viru Corona baru ini, RSUD Tarakan hanya 4 bed Covid-19, dan bahkan RS Pelni hanya memiliki kapasitas sekitar 100 tempat tidur untuk pasien Covid-19 ini.
Selain itu, penulis belum dapat mengakses informasi terkait tambahan significant jumlahbed dan/atau ruang isolasi, jika memang, di seluruh rumah sakit rujukan tersebut. Dengan demikian sangat kecil sekali selisih angka 1.320 tersebut berasal dari tujuh rumah sakit rujukan termaksud.
Saran untuk Tim Tanggap Covid-19 DKI Jakarta
Sebaiknya perlu verifikasi ulang jumlah pasien positif virus Corona Covid-19 di DKI Jakarta. Verifikasi ulang itu dengan esensi terpenting penegasan apakah data positif Corona itu memang betul-betul positif dan orangnya dalam kelompok ini memang belum ada yang sembuh atau meninggal dunia, atau, sebetulnya termasuk pasien kelompok ODP dan/atau PDP.Â
Juga, sangat bermanfaat jika disediakan informasi tentang berapa banyak pasien PDP yang sudah dilakukan test PCR (swab). Ketersediaan PCR test ini sangat menentukan estimasi berakhirnya masa PSBB DKI Jakarta dan sebetulnya untuk daerah lain serta bahkan berlaku secara nasional.
Lebih jauh lagi, verifikasi ulang tersebut perlu juga mencakup data pasien termaksud masing-masing menurut 12 RS Rujukan dan/atau RS Swasta, jika ada. Misalnya, berapa sebetulnya jumlah positif, ODP, PDP, atau suspect corona di masing-masing rumah sakit rujukan dan/atau swasta (jika ada). Pola ini sangat penting untuk menunjang validitas dan kredibilitas data Covid-19 pemerintah. Hasil verifikasi ini perlu dipublikasikan dan dapat diakses via internet.
Kredibilias Data Covid-19
Head, CSIS Disaster Management Research Unit CSIS, Philips Vermonte, mengatakan bahwa untuk mengatasi wabah penyakit yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia ini dibutuhkan kerja bersama, baik dari sisi medis maupun non-medis.
Dari sisi non-medis hal yang terpenting adalah transparansi data, sehingga CSIS bisa memahami bagaimana pola persebaran virus ini di Indonesia. Tanpa ada data yang reliable, akan sangat sulit untuk merumuskan intervensi-intervensi non-medik itu, dikatakan lebih lanjut oleh Mas Philips ini.
Selain itu penulis banyak mendengar keluhan media tentang tidak begitu terbukanya data Covid19 ini.
Worldometer
Mungkin kita semua sudah pernah berkunjung ke situs Worldometer.info yang menyajikan data perkembangan harian pandemi virus Corona baru di seluruh dunia. Ada empat unsur utama disini yaitu: (i) kasus; (ii) kematian; (iii) sembuh, dan (iv) kasus aktif.Â
Misal, untuk data dunia April 12, 2020, 03:09 GMT, jumlah kasus 1,780,315, kematian 108,828 , sembuh 404,031, dan kasus aktif 1,267,456. Jumlah kasus aktif ini adalah merupakan selisih dari jumlah kasus dengan penjumlahan kematian dan sembuh.