Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Donald Trump Melecehkan Profesor Ekonomi Amerika Serikat

28 Februari 2020   21:53 Diperbarui: 29 Februari 2020   12:11 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, kesombongan Trump tersebut cukup beralasan. Sombong tetapi berhasil tidak ada salahnya ya yaw. Lihat perkembangan tiga agregat ekonomi Amerika Serikat dibawah ini, yaitu: (i) pertumbuhan PDB; (ii) pergerakan Indeks harga Saham Gabungan, Dow Jones, dan (iii) upah buruh.

Kita mulai dari agregat pertama, kemudian kedua, dan terakhir yang ketiga. Bagian berikutnya adalah antisipasi atas kebijakan Trump untuk barang-barang impor asal Indonesia.

Pertumbuhan PDB

Pertumbuhan ekonomi USA robust di tahun 2019 pada tingkat 2,3 persen.  Selain itu, rerata pertumbuhan PDB empat tahun pertama Trump jauh lebih tinggi dari yang berhasil dicapai empat tahun pertama oleh rezim Obama, yang masih mengharamkan tarif bea masuk impor tinggi.

sumber: BBC.com
sumber: BBC.com
Bullish nya Dow Jones Index 

Lihat juga Indeks Dow Jones dibawah ini. Indeks ini membumbung tinggi sejak awal pemerintahan American First ini hingga Februari 2020 ini. Indeks ini tidak pernah berada di posisi yang sama lebih-lebih lebih rendah dari yang pernah dicapai oleh rezim Obama.

Sumber: BBC.com
Sumber: BBC.com
Terus Meningkatnya Kenaikan Upah Buruh

Tarif rerata upah buruh dibawah rezim Trump yang akan melaju kembali dalam kontestasi Pilpres Amerika Serikat November 2020 nanti terus membaik. Kenaikan upah buruh rerata di Amerika Serikat itu pada Januari 2020 mencapai 3,12 persen yang bahkan sebelumnya pernah mencapai 3,5 persen. Keberhasilan ini tidak pernah dicapai oleh rezim presiden Amerika Serikat sebelumnya, Barack Obama.

sumber: BBC.com
sumber: BBC.com
Implikasi untuk Indonesia

Kebijakan Trump untuk memperluas pengenaan tarif bea masuk yang tinggi tersebut mencakup untuk lebih memperkecil defisit neraca perdagangan mereka yang pada posisi Nov 2019 masih bertengger dengan nilai defisit sebesar US$43 miliar. Walaupun demikian, ini merupakan tingkat  US Trade Deficit terendah sejak pertengahan 2016. 

Untuk Indonesia sendiri, menurut Biro Pusat Statistik (BPS) kondisi neraca perdagangan Indonesia dan AS 2019 masih menguntungkan Indonesia. Indonesia masih mengalami surplus sebesar US$ 8,9 miliar di tahun 2019. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun