Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lilitan Gurita Politik pada PT Telkom Indonesia

18 Februari 2020   22:28 Diperbarui: 18 Februari 2020   22:47 2449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Narasi-narasi BUMN terus bergulir. Memang ada jedanya walaupun kemudian akan terangkat kembali. Terangkat dan menjadi trending topik jika terbongkor kasus korupsi, kebangkrutan dan harapan-harapan baru. Harapan-harapan baru ini mencuat jika ada gebrakan dari sosok dua tokoh fenomenal yaitu Ahok dan Erick Thohir.

Yang terbaru dari Erick Thohir terkait isu PT Telkom dan anak usahanya PT Telkomsel. Di sini Erick Thohir menyatakan tidak begitu puas dengan kinerja PT Telkom. Ketidakpuasan ini terutama oleh karena sekitar 70 persen laba PT Telkom berasal dari anak perusahaannya yaitu PT Telkomsel. Erick kemudian secara tidak langsung melempar gagasan untuk membubarkan PT Telkom Indonesia ini. 

Erick juga kecewa dengan PT Telkom  yang dinilainya kurang banyak berinovasi dalam menggenjot pendapatan dari segmen lain, seperti data cloud di dalam negeri yang malah banyak digarap perusahaan asing. Isu cloud computing ini dijumpai Erick pada saat gelaran Asian Games 2018. Erick yang waktu itu jadi ketua pelaksana Asian Games 2018 terpaksa menggunakan layanan cloud dari Alibaba yaitu Alicloud. Menurut Erick andaikata Telkom waktu itu sudah punya layanan cloud, ia pasti akan memilih layanan PT Telkom.

Erick juga mengkritik beberapa anak perusahaan yang lain yang dianggapnya melenceng dari bisnis inti PT Telkom. Beberapa anak perusahaan tersebut mencakup yang bergerak di bidang property dan pendidikan.

Daftar Anak Perusahaan PT Telkom

Secara keseluruhan, PT Telkom memiliki 11 anak perusahaan. Dari 11 anak perusahaan ini ada sembilan dengan bisnis yang terkait dengan telekomunikasi dan jaringan internet. Ini mulai dari PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), lanjut ke  PT Multimedia Nusantara (Telkom Metra) hingga ke  PT Metranet (Metranet).

PT Metranet adalah Penyedia media dan konten digital terintegrasi dengan bisnis inti media online, digital content, dan digital billing. Sedangkan PT Telkom Metra adalah Perusahaan investasi dan sub-holding yang berekspansi ke berbagai layanan digital dan industri ICT. Selanjutnya, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) adalah perusahaan penyedia infrastruktur jaringan komunikasi satelit yang memberikan layanan jaringan satelit buat data dan internet. 

Sedangkan dua anak perusahaan PT Telkom yang melenceng dari bisnis inti adalah PT Graha Sarana Duta (Telkom Property) yang merupakan penyedia jasa properti dan Universitas Telkom yang tentu saja bergerak dalam bidang pendidikan. 

Rektor Tel-U saat ini adalah Prof. Adiwijaya. Tel-U berlokasi di kota Bandung dan memiliki 800 dosen tenaga pengajar dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28.789.

Ketimpangan Distribusi Laba PT Telkom

Seperti disampaikan diatas bahwa 70 persen laba PT Telkom berasal dari PT Telkomsel. Ini berarti yang 30 persen itu berasal dari PT Telkom sendiri ditambah 10 anak perusahaan PT Telkom yang lain. Secara rata-rata, masing PT Telkom sendiri dan 10 anak perusahaan yang hanya memberikan laba yang kurang dari dua persen. Distribusi yang sangat timpang.

Ketimpangan mungkin dapat berlanjut pada distribusi dari 10 anak perusahaan yang lain tersebut. Bisa saja ada yang menyumbang laba 10 persen dan ada atau bahkan banyak yang menyumbang kurang dari satu persen. Lebih parah lagi tidak tertutup kemungkinan ada yang bahkan terus menerus mengalami kerugian tetapi tetap saja dibiarkan hidup.

PT Telkom Tidak Akan Dibubarkan

PT Telkom pasti tidak akan dibubarkan. Ini seperti yang disampaikan oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Pesan Arya ini dipublikasikan oleh Kompas.com, 18 Februari, kemarin.

Selanjutnya Arya Sinulingga, yang juga merupakan Alumni ITB, menyatakan bahwa PT Telkom akan diarahkan untuk merambah bisnis big data dan komputasi awan (cloud computing).  Hal ini seperti kita ketahui sudah disampaikan oleh Erick terdahulu dan pernyataan Arya lebih menguatkan inisiatif Erick termaksud. 

Lilitan Gurita Politik pada PT Telkom Indonesia

Penulis sepakat dengan pernyataan Bang Arya itu. PT Telkom Indonesia tidak mungkin dibubarkan. Kepentingan politik demikian besarnya pada PT Telkom. Misalnya, sebagian besar anggota dewan komisaris PT Telkom adalah birokrat dan orang-orang yang berafiliasi dengan partai politik. Pendapat ini misalnya disampaikan oleh Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi ketika dihubungi oleh Tirto.id, seperti tersaji dibawah ini.

“Lihat saja jajaran komisaris diisi oleh orang partai, tim sukses, atau pejabat, sehingga tidak fokus. Mereka juga cukup senang pendapatan dihitung secara konsolidasi dengan Telkomsel"

Selain itu, dalam kesempatan ini Heru menyatakan bahwa dengan kondisi yang demikian jajaran komisaris dan direksi tidak banyak memiliki visi, strategi dan leadership untuk menjawab mau dibawa ke mana PT Telkom ini. Heru juga menambahkan bahwa banyak mind set atau pola pikir karyawan dan direksi belum digital minded.

Perombakan BoD dan BoC

Belum terlihat apakah arah bisnis inti big data dan cloud computing itu compatible dengan jajaran Dewan Dirkesi (BoD) dan/atau Dewan Komisaris (BoC) yang ada sekarang ini. Ini tentunya terkait dengan kualitas, kapasitas, dan kuantitas masing-masing kamar dewan tersebut. Apakah ini akan mengarah pada perombakan masing-masing kamar tersebut?

Dalam hal perombakan memang akan digulirkan dalam waktu dekat ini, penulis yakin Erick tidak akan melakukan itu secara optimal.  Bakal ada posisi Wakil Komisaris Utama yang belum pernah ada sebelumnya.  Selain itu, kecil sekali peluang terpangkasnya jumlah anggota BoD dan BoC. Ini terutama bersumber dari sangat sulit sekali mengurangi jatah birokrat dan politisi untuk posisi yang sangat nyaman ini.

Rasionalisasi Anak Cucu PT Telkom Indonesia

Mungkin kita ingat dengan isu anak cucu PT Pertamina. Bang Erick Thohir beberapa bulan yang lalu memerintahkan Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina untuk membenahi dan melakukan rasionalisasi sekitar 100 perusahaan anak cucu PT Pertamina. Ironisnya, kita sejauh ini belum mendengar kelanjutan dari pelaksanaan tugas tersebut. 

Intuisi penulis mengatakan bahwa itu terkait erat dengan lilitan politik. Jika kepentingan politik sudah demikan ketatnya melilit induknya yaitu PT Pertamina sendiri, maka sangat mungkin sekali hal yang sama berlaku juga untuk anak dan cucu PT Pertamina. 

Sekarang, seperti disampaikan diatas, Erick hanya menyinggung anak perusahaan PT Telkom yang kinclong saja yaitu PT Telkomsel. Anak perusahaan PT Telkom yang lain yang kemungkinan banyak yang bermasalah tidak disinggung-singgung. Tidak tertutup kemungkinan cucu PT Telkom lebih bermasalah lagi.

Penulis skeptis Erick akan membongkar anak cucu PT Telkom Indonesia. Pengalaman dengan anak cucu PT Pertamina seperti disebutkan diatas kelihatannya membuat menteri muda terkaya ini, dengan kekayaan yang dilaporkan pada LHKPN yang jumlahnya jauh lebih besar dari yang dilaporkan dalam LHKPN Prabowowo Subianto, tidak akan mengambil risiko untuk tersandung kembali di PT Telkom Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun