Mohon tunggu...
Ponti Almas Karamina
Ponti Almas Karamina Mohon Tunggu... -

try hard to write smart.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perfect Time

13 Oktober 2011   11:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:00 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagunya sedih ya. Tapi musiknya tidak sendu. Enak betul. Entah karena apa, dari awal lagu ini yang langsung terngiang-ngiang di telingaku. Kalian belum dengar? Kalian harus dengar. Ayo beli album terbaru Sheila on 7. Yang asli yaaa! [Lho, kok malah promosi. Minta royalti ah :D]

Oke, sepertinya aku mulai mengantuk. Mari pejamkan mata sejenak. Tak lupa, rapatkan dulu barang-barang berharga. Handphone boleh menancap, tapi keamanan harus tetap dijaga. Oh ya, dan satu lagi, telepon Pak Wijoyo, taksi langganan buat menjemput di stasiun. Beres, mari tidur.

***

“Assalamu’alaikuuumm..,” teriakku di depan pintu rumah.

“Wa’alaikumussalam..,” mama menjawab dan membukakan pintu untukku.

Hmm, tumben sekali mama yang keluar sendiri, biasanya pembantuku yang melakukannya. Ahh, mungkin dia kangen aku. Hihihiii.

Setelah salaman dengan mama, aku pun membongkar barang-barang bawaan. Kukeluarkan oleh-oleh untuk mama. Makanan-makanan enak itu pun segera muncul dari persembunyiannya. Ditambah, sepatu karet merek terkenal, tapi edisi KW entah, yang aku beli di Gede Bage. Gudangnya barang murah di Bandung. Mama terlihat senang. Syukurlah.

Mulai pukul 9 nanti aku akan melakukan negosiasi dengan beberapa radio. Sekarang pukul 6. Rasanya cukup waktu untuk tidur sampai pukul 8. Hoaaahm. Bagaimanapun juga, tidur di perjalanan itu tak pernah cukup. Mari melempar diri ke springbed kebanggaan di kamar kesayangan! Yihaaa..

***

Fiuuuuuhhh!!! Aku menghela nafas kuat-kuat. Akhirnya selesai juga perjuangan radio hari ini. Masih ada beberapa yang harus di-follow up, dan beberapa radio tadi cukup membuat emosi negatif muncul. Tapi secara garis besar, hari ini cukup sukses. Sudahlah, malas aku membahas pekerjaan. Sekarang marilah kita membuka laptop, menulis laporan untuk kantor sembari menunggu Rudi datang ke café yang super cozy ini.

Pukul 17.05. Terlihat Rudi berjalan memasuki café. Segera ia menghampiriku dan aku menyambutnya dengan pelukan. Aaahh kangennya aku padanya. Sepertinya dia juga. Kami pun langsung berbincang seru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun