Mohon tunggu...
almaratusshofiyatunnafiah
almaratusshofiyatunnafiah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

saya seorang mahasiswa akhir yang mempunyai hobi menulis,sya asua menulis dan mempunyai kepribadian cukup baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tafsir Al Qur'an dengan menggunakan metode bahasa arab

10 Desember 2024   12:36 Diperbarui: 10 Desember 2024   12:36 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan tafsir al-Qur'an dalam bahasa Arab yang mengandung aspek-aspek definisi Tafsir, kaidah tafsir, kedudukan ilmu tafsir dan bahasa arab dalam tafsir alquran arab. Tipe Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode atau metode literature review Pengumpulan data dan sumber data menggunakan sumber materi yang ada Perpustakaan dengan buku dan artikel ilmiah baik offline maupun online. Hasil penelitian ini ditemukan Pokok bahasan pembahasannya adalah bahwa tafsir merupakan ilmu yang menjelaskan makna hukum dan kebijaksanaan kepada Kitab Allah yang diturunkan kepada Muhammad. Ada istilah yang membantu Penerjemah Menyimpulkan makna atau pesan Al-Qur'an dan menjelaskannya, itu tidak mungkin isi ayat tersebut adalah kaidah penafsiran. Kemudian, untuk memahami makna Al-Qur'an dan  interpretasinya,muncul ilmu tafsir dimana mufassir diperlukan untuk menguasai ilmu tafsir dan bahasa arab. Karena keduanya Ada mata rantai yang tidak terpisahkan dalam penafsiran dan pemahaman Al-Qur'an Arti. Ada beberapa cara untuk menafsirkan Al-Qur'an. Salah satunya adalah terjemahan Alquran ke dalam bahasa Arab. Misalnya, di antara tafsir Alquran dalam bahasa Arab ada tafsirnya Al-Sahira) artinya tanah, seperti yang digunakan oleh Ibnu Abbas, Ikrimah, Al-Hassan,Qatadah, Mujahid, Saeed, Al-Dahhak dan Ibn Zayd.

Kaidah Tafsir

M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa kaidah tafsir merupakan syarat yang bermanfaatSeorang penafsir dalam menyimpulkan dan menjelaskan makna atau pesan Al-Qur'an mustahil dari isi ayat tersebut. Para sarjana sepakat bahwa tujuan utama  adalah untuk menafsirkan aturan memberikan petunjuk kepada para penafsir, agar  tidak menyimpang dari kebenaran menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an. Sangatlah penting untuk memahami secara utuh makna dan kandungan Al-Qur'an, agar ajaran yang terkandung dalam wahyu ilahi dapat dipahami dan diamalkan. Gratis Dengan menggunakan hukum tafsir sebagai pedoman, tidak menutup kemungkinan seseorang tidak akan memahami maknanya sebenarnya dengan petunjuk Allah. Karena itu, dia  tidak akan benar-benar menerima perintah dari orangspiritual ini (Shihab, 2013).

            Kaidah tafsir berfungsi sebagai semacam alat bagi mereka yang mempelajari Al-Qur'an dan tafsirnya, tidak hanya untuk menghindari kesalahan, tetapi juga membedakan antara interpretasi diperbolehkan dan  ditolak. Itu juga bisauntuk memperluas perspektif seseorang dan memberikan pemahaman yang memperkaya tentang apa yang mungkin mereka harus menerima dan menghormati sudut pandang lain selama mereka sesuai dengan hukum yang berlalu.

            Tiga disiplin  dapat digunakan untuk mengklasifikasikan sumber dasar aturan interpretasi:disiplin pertama ilmu-ilmu tertentu seperti teologi, linguistik (tata bahasa dan sastra) dan ushul-fiqh. Banyak penerjemah melamar Aturan untuk menafsirkan teks dari berbagai mata pelajaran. Misalnya perbedaanmakna  atau penggunaan bentuk antara ungkapan fi'liyah dan ismiyahmudhari' dan madi'. Kedua, sebelum melanjutkan penafsiran, mufassir membutuhkan aturan-aturan tertentu.Hal ini antara lain disebabkan oleh pengakuan atau persepsi kesalahan penilaian sementara kebutuhan untuk melindungi dari kesalahan. Misalnya, instruksi tentang cara menerapkan metodetermasuk Maudhu'i, Tahlili dan Muqarran. Ketiga, prinsip-prinsip yang muncul dari ilmu al-Qur'an, serta yang tidak terkait dengan  disiplin ilmu apapun atau bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu.lainnya (Shihab, 2013).

            Aturan Penafsiran ditulis setelah generasi pertama Muslim. Ahmad bin 'Abd al Hali, biasa dikenal sebagaimana Ibnu Taimiyyah (661-728 H), dianggap sebagai salah satu pelopor dalam menetapkan aturan tafsir tanpa memerdulikan Buku yang ditulisnya berjudul Muqaddimah Usul al Tafsir. setelah Muhammad bin Sulaiman al Kafiji yang menyusun al Taysir fi Qawa'id al Tafsir bahkan wafat pada tahun 879 HPara ulama  menulis  sebelum dan sesudah Ibnu Taimiyyah dan tentang aturan penafsiranMuhammad bin Sulaiman untuk mengisi kekosongan  pemikiran mereka. kerjakan “UlumAlquran secara umum. Misalnya  Badr al Din Muhammad dalam kitabnya al Burhan fi' Ulum Al Qur'anbin 'Abd al Lah al Zarkashi (745-794 H) (Shihab, 2013).

Ilmu Tafsir dan Bahasa Arab

Zarkasyi memberikan dua penjelasan tentang tafsir dalam kitabnya al-Burhan fi Ulm Al-Qur'an.Pertama,  ilmu digunakan untuk memahami makna Alquran yang diturunkan kepada NabiMuhammad SAW, dan mengungkapkan Hukum dengan hikmah yang dikandungnya.Kedua,  ilmu yang mengetahui wahyu ayat,  ayat Makkiyah dan  ayat Madaniyyah, ayat Muhkamdan mutasyâbih, ayat nasikh dan manskh, ayat khâs dan 'am, ayat muthlaq dan muqoyyad dan ayatmuthlaq dan muqoyyad, diikuti oleh mujmal dan mufassar (Al-Zarkasyi, 1984, hlm. 13).

            Pada awalnya, ilmu tafsir merupakan bagian dari pembahasan hadis. Ilmu Tafsir  didokumentasikan secara bertahap. Karya-karya awal tentang tafsir seperti "Gharib Al-Qur'an" adalah awalhanya berbicara tentang sekolah Lafadz-Lafadz. Contohnya adalah karya-karya Ruwasy (wafat 170 H), Kisâ'i(wafat 189 H) dan Farra' (wafat 207 H). Setelah itu kitab tafsir Ibnu Mâjah (wafat 273 H), Ibnu Jarir al-Thabary(w. 310 H), ditulis oleh Ibnu Munzir al-Nesabury (wafat 318 H) dan Ibnu Hatim (wafat 327 H). Tafsir hanya menggunakan kata-kata para Sahabat dan Tabi'inmenjelaskan isi hadits tersebut. Mufassir harus belajar bahasa Arab dan  linguistik, struktur kalimat, dll Morfologi. Karena dengan menguasai ilmu ini maka mufassir  mengetahui bentukan Kata, Asal Kata dan Struktur Kalimat (Al-Khawarizmi, 2009, hlm. 19).

Tafsir Al-Qur’an dengan Bahasa Arab

Penafsiran Al-Qur'an ke dalam bahasa Arab (Al-Zarkasyi, 1984) merupakan bagian dari metode penafsiran Al-Qur'an.Gunakan bahasa Arab. Alasan atau alasan mengapa metode ini merupakan bagian dari metode internal  Penafsiran Alquran didasarkan pada fakta bahwa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab dan penggunaan gaya bicara dalam komunikasi. Salah satu alasan mengapa bahasa Arab dianggap sebagai metode dari sekian banyak metode penafsiran Alquran karena Hadits disebutkan dalam subjek penafsiran  Nabawi, yaitu kata tafsir  para sahabat dzulmu. Sesuai dengan firman Allah SWT Q.S AlAn'am ayat 82:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun