“Mari kita berdebat secara sehat, akan kupastikan di hari ini, kamu akan meminum jamu selain beras kencur dan pada akhirnya kamu akan berpikir bahwa jamu yang lain juga enak.” gelitik Lingga sambil mencolek lenganku dengan nada sombongnya, seolah-olah dia akan menang.
“Liat aja yaa Lingga si manusia keras kepala, disini aku cuma mau liat dan belajar doang tentang pembuatannya!” Balasku kepada Lingga.
Kami mengikuti beberapa rangkaian pembuatan jamu di Desa Rejowinangun ini, dari mengenali bahan-bahan yang begitu banyak macamnya, pengolahannya hingga akhirnya aku disodori satu gelas jamu oleh Lingga.
“Ini coba minum dulu”
Entah karena aku sedang senang dan tidak dapat fokus, akhirnya aku meneguk jamu yang Lingga beri kepadaku, rasanya manis, asam dan juga segar tapi belum pernah ku coba sebelumnya.
“Ini rasa apa Ga? Ko enak juga ya ini” Tanya aku pada Lingga dengan terus mencoba mengecap lidah berkali-kali memastikan bahan apa saja yang baru aku minum
“Itu Jamu Kunyit Asam Namanya Ma. Enak juga kan? Apa aku bilang”
“Ohiya? Ko enak juga ya rasanya Ga? Bisa juga nih aku jadikan opsi kedua selain beras kencur hahahah” kataku sambil menepuk pundak Lingga.
“Yeee apa aku bilang Ma, dugaanku benar dan berhasil kan? mau coba yang lain ngga?”
Akhirnya Lingga menyodorkan beberapa gelas jamu yang meskipun rasanya asing di lidahku, tapi tetap memiliki rasa yang manis. Sampai akhirnya karena aku terlalu excited untuk mencoba satu persatu jamu itu, tibalah satu gelas jamu terakhir yang Lingga beri kepadaku sambil senyum-senyum. Entah karena dia senang melihat tebakannya benar atau senang karena aku kalah. Dan ternyata bukan keduanya.
“Lingga!!! Pait bangett, jamu apa iniii??” sambil mengernyitkan keningku kepada Lingga dengan sedikit rasa kesal.