Mohon tunggu...
Alma Tiara
Alma Tiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ia tertarik untuk belajar menulis sastra dengan merangkai kata dan diksi sebagai luapan emosi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berpulang atau Berpisah

11 Mei 2023   09:29 Diperbarui: 11 Mei 2023   09:47 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara mendadak hening, yang terdengar hanya suara kipas angin.Kini mereka benar-benar memerhatikan Ayu.Kini mereka benar-benar mendengarkan.Mata mereka menatap kesatu tujuan.Mata-mata itu bagai lampu suar yang menyorot ke satu tujuan, seusai Ayu mengatakan "Diam bubar kalian semua". Aku tahu, Ayu hanya butuh sendiri dan terlabih tak butuh pertanyaan seperti ini:

"Mama udah datang, sayang?"

"Mama udah di kabari?"

"Mama mana?"

"Mana?"

Aku mengusap-ngusap punggung Ayu berusaha bisa membaca pikirannya.Kini Ayu dan Aku sama-sama bertatapan.Ayu berusaha sebisa mungkin menyembunyikan genangan air matanya yang sudah hampir tumpah, tapi Aku mengetahuinya.Sontak Ayu masuk ke dalam kamar tidurnya, pandanganku terus mengikuti Ayu sampai ke daun pintu kamarnya. Aku menikmati pemandangan langka ini dengan duduk bersila di karpet berbulu sapi yang ada di depan ruang TV rumah alm. Bambang Supardi, Papa Ayu.

45 menit lalu, saat gurat senja lebih menyerupai lukisan nestapa. Saat kelopak bunga lebih menyerupai kelopak mata luka.Saat rintik hujan lebih menyerupai jarum kepedihan.Kehidupan mendadak menyerupai kematian. Aku tak tahu dengan cara apa Papa Ayu pergi. Tidak ada adegan melambaikan tangan.Tak ada adegan cium tangan.Tak ada adegan berjalan keluar pintu.Tak ada adengan apapun kecuali Papa Ayu sudah tidak ada.

Beberapa menit usai menikmati keheningan itu, akhirnya Aku

Kembali membaca surah Yassin yang kugenggam sedari tadi. Saat Aku memasukin ayat terakhir dari surah itu, ibu separu baya menyambutku dengan sebuah rangkulan dan terdengar...

            "Nak, mana Mama?" Tanya ibu itu.

Oh... tidak, batinku. "Pertanyaan apa ini" protesku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun