Mom menurunkan Isaac tepat di depan rumahnya, Isaac keluar dari mobil dan muncul di jendela kacaku, rasanya ini pertama kali aku melihat wajah Isaac tanpa mengenakan kacamata hitam.
“Kau mau tahu apa yang kuyakini, Hazel?”
“Apa?” jawabku.
“Aku yakin Gus tahu kalau kita akan terus tetap menyayanginya. Kau ingat apa ketakutannya di bumi kan?”
Aku berdehem, “Em, yah, ia takut dilupakan.”
Isaac mengangguk, “selama kita menyayangi Gus, kita akan terus memilikinya di dalam hati. Sampai jumpa di acara makan malam nanti—terima kasih atas tumpangannya Mrs. Lancaster!” kata Isaac berusaha untuk tetap ceria.
“Bukan masalah!” jawab Mom.
Sesampainya di rumah aku menyeret kereta oksigenku dan berjalan menuju kamar, Mom terus-terusan menanyakan apa yang terjadi padaku—WELL BUKANKAH SUDAH JELAS?!—Tapi kubilang padanya untuk jangan khawatir.
Aku berbaring di tempat tidur, kemudian Mom memasangkanku pada BiPAP. Menurut perhitunganku, masih ada dua jam lagi sebelum makan malam.
“Well, sudah terpasang,” kata Mom.
“Terima kasih Mom,” jawabku dengan suara seadanya.