Mengambil kasus Aisyah, istri Rasul, banyak menerima hadits dari Rasul yang kemudian juga banyak diriwayatkan oleh para perawi setelahnya membuktikan bahwa dalam bidang ilmu pendidikan tidak ada deskriminasi, dalam kasus ini antara laki-laki dan perempuan. Abdurrahman Mas'ud mengemukakan bahwa dalam pendidikan harus ada kesejajaran antara laki-laki dan perempuan, walaupun dalam orientasinya sangat diperlukan adanya rekonstruksi ajaran islam sebagai wacana yang betul-betul adil dalam memandang laki-laki dan perempuan.
Tidak sampai disitu, sebuah kepengaran yang kuat dan dapat dipegang teguh argumennya dapat dilihat dari referensi apa yang ia pakai, Abdurrahman Mas'ud dalam hal ini sangat telaten dalam mengambil rujukan, dalam pokok pembicaraan dalam tema pokok permasalahan umat dan respons islam misalnya, dengan akurat ia merujuk sumber primer yakni beberapa kitab center dalam kajian agama islam seperti Marah Labid Tafsir An-Nawawi karangan Syaikh Nawawi Al-Bantani, Tadzhibul Akhlaq karangan Ibnu Miskawaih, dan Ihya 'Ulumuddin, Ayyuhal Walad karangan Al-Imam Al-Ghazali.
Sebuah buku karangan Abdurrahman Mas'ud ini banyak memuat tema-tema yang lebih menyentuh pada aspek-aspek pendidikan islam seperti masalah, solusi, pendekatan, sampai harapan. Oleh karena itu, menjadikan buku ini hanya sebagai sebuah bahan bacaan tanpa tindak lanjut dikemudian harinya bisa dikatakan adalah sebuah kesalahan karena buku ini pada dasarnya dapat menjadi pembuka jalan bagi para penelaah pendidikan islam untuk mengembangkannya menjadi praktek-praktek pola pikir membangun dalam beragama, pendidikan yang cerdas dan mencerdaskan serta rumusan solusi dalam kehidupan masyarakat berbudaya khususnya.
Ali Yansah
MSKI, FAH, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H