Mohon tunggu...
Ali Yansah
Ali Yansah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Book

Paradigma Islam Rahmatan lil 'Alamin: Studi Agama, Pendidikan, dan Masalah-masalah Kebudayaan

29 Desember 2022   13:28 Diperbarui: 29 Desember 2022   13:36 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku ini memuat cukup banyak tema, diantaranya seperti Islam, Terorisme Internasional, dan Nilai-nilai Humanisme Universal yang dalam hal ini memberikan solusi landasan peradaban modern dengan menerapkan pluralisme etik sebagaimana yang Nabi dalam kasus membangun masyarakat Madinah. Piagam Madinah contohnya yang banyak memberikan pelajaran kepada umat manusia untuk saling menghormati, menyayangi, dan saling menghargai.

Tema berikutnya tentang beberapa persoalan umat dan respon islam dalam hal ini dimulai dengan konsep amar makruf nahi munkar memasuki era globalisasi mengemukakan bahwa dengan mencapai puncak dialog interaktif dengan kebudayaan modern dan secara aktif mengsisinya dengan substansi dan nuansa-nuansa islami maka secara tidak langsung telah aktif juga dalam dakwah Islamiyah, tentu dengan prinsip-prinsip seperti penegasan agama Islam sebagai agama damai, berani menyuarakan kebenaran karena bersikap benar bukanlah bersikap pendiam, menghindari kerusakan harus didahulukan daripada mengejar target pembangunan (dalam hal ini pendidikan keagamaan), kesabaran, dan kasih saying.

Bagian selanjutnya Abdurrahman Mas'ud mencantumkan tema Islam dalam ranah politik kebangsaan, dalam bagian ini ia menawarkan prinsip-prinsip perdamaian dari Islam itu sendiri, bahwa dalam islam itu sendiri perbedaan dan pluralism adalah kehendak Allah yang harus terjadi, bahwa sejak semula Islam telah mengajarkan kepada umatnya bahwa perbedaan terhadap agama, ras, dan keturunan adalah bukan satu halangan untuk berbuat baik dan berlaku adil satu sama lain. Melalui kalimat ini Abdurrahman Mas'ud mengajak sebuah keterbukaan, saling menghargai dan toleransi sebagaimana ajaran penting dalam Al-Quran Q.S Al-Mumtahanah ayat 7-9, dan Q.S Al-Kafirun ayat 1-7. 

Dalam bagian ini juga tidak terlepas konstribusi Islam terhadap nasionalisme. Bagian studi agama dan pendidikan dalam buku ini juga menjadi sarana Abdurrahman Mas'ud dalam memberikan format baru dalam pendidikan islam di Indonesia, lengkap ia tulis dengan gagasan pendidikan yang berwawasan lingkungan serta konteks sosiologis pendidikan agama islam. 

Dalam hal ini Abdurrahman Mas'ud menyampaikan bahwa Islam sebagai religion of nature maka segala bentuk jarak pengertian agama dan sains harus dihindari. Iman dan sains sesungguhnya tidak bertentangan karena iman adalah rasio dan rasio adalah iman, maka yang bermasalah itu adalah kekuatan diantaranya, yang satu terbuka, mendogmatisasi dan yang lain tertutup, mendedogmatisasi.

Dalam bagian yang lain di buku ini juga, Abdurrahman Mas'ud juga memuat topik formulasi pendidikan: menyongsong harapan baru. Terdapat citra sosial nilai-nilai islam, terkhusus pada wilayah local yang berkembang. Persaudaraan adalah salah satu nilai agama yang berkembang ditengah masyarakat. 

Abdurrahman Mas'ud mengemukakan bahwa tidak ada budaya lokal manapun yang tidak memprioritaskan persaudaraan dalam kelangsungan hidup mereka. Perihal lainnya seperti kesopanan, budaya gotong-royong, dan bahkan budaya bernuansa islami seperti slametan atau syukuran. Dalam bagian lain Abdurrahman Mas'ud menulis tentang Islam, budaya, dan teologi Pembebasan dan diakhiri dengan bagian Peran dan potensi pondok pesantren: kini dan esok.

Prinsip kepekaan sosial dengan kolaborasi solusi-solusi disertai dalil-dalil agama yang disampaikan oleh Abdurrahman Mas'ud dalam buku ini secara konsisten memberikan penjelasan yang tidak hanya logis, tapi juga sangat nasionalis sehingga menarik untuk terus diikuti. Sebagai contoh, sebuah pemikiran Abdurrahman Mas'ud yang dicantumkannnya sebagai bentuk dari Formulasi Pendidikan Islam: Menyongsong Harapan Baru dalam pembahasannya tentang Pendidikan Islam dalam Era Reformasi dan Globalisasi mengemukakan beberapa poin penting bahwa pertama, dibutuhkan perumusan etika yang dibangun dari percikan agama yang mengakomodasi budaya local dan berorientasi ke depan.

Yakni Indonesia yang religius dan modern. Kedua, penciptaan lingkungan yang kondusif terhadap aktualisasi system nilai dalam rangka reformasi total, bersih lingkungan, gerakan disiplin nasional, dan memusatkan manusia sebagai aktor perubahan merupakan proses yang tidak pernah dan tidak boleh berhenti untuk digaungkan jika dirasa ajaran agama masih bersifat normative dan pasif. 

Ketiga, bahwa upaya-upaya pengembangan dan pendidikan masyarakat dengan misi liberation dan empowerment (pembebasan dan pemberdayaan) umat perlu ditegakkan secara kontinu, terpadu, dan bertanggung jawab. Abdurrahman Mas'ud dalam konteks ini pada dasarnya sangat memperhatikan konsep pendidikan yang mampu melahirkan sikap kritis berani menyuarakan kebenaran dan tidak hanya diam.

Argumen yang tidak kalah penting dalam buku ini Abdurrahman Mas'ud sampaikan dalam kalam akhir dalam menuju paradigma islam humanis melalui tema feminis, bahwa konsep ajaran Islam rahmatan lil 'alamin adalah konsep yang seharusnya merata secara adil dalam setiap aspek umat manusia, tanpa terkecuali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun