Hingga akhirnya memasuki tahun 1968 Enen dan Abdullah menikah dengan latar belakang yang sekali lagi tidak mudah, bahkan untuk sekedar dibayangkan melaluinya. Abdullah sebagai sebatang kara di Indonesia yang tidak mengetahui posisi dan keadaan  keluarga yang ada membuat Enen memberitahukan kepada pihak dosen Belanda mengenai keadaan yang dialami oleh Abdullah dan disebarkan di Belanda  hingga akhirnya menerima kabar kembali, dengan berbagai posisi yang telah dilalui, menjadikan Abdullah terpisah dengan sanak saudara dan keluarga. Hingga tawaran untuk hidup di Belanda diberikan dan Hj Enen tidak mendapat izin dari orang tua menjadikkan mereka berdua memutuskan untuk tinggal di Indonesia.
Bagian ke II -- Perjalanan Panjang Lainnya Menuju Berdirinya Freddy Homestay.
Dengan berbagai kesulitan setelah memutuskan untuk melanjutkan kehidupan di Indonesia setelah hidup di Bogor untuk beberapa waktu dan setelah melahirkan anak ke-2 mereka memutuskan untuk kembali ke Cibodas setelah melalui berbagai pertimbangan atas kefamiliaran yang dimiliki oleh Hj. Enen mengenai kehidupan di Cibodas. Hingga pada akhirnya Hj.Enen melakukan berbagai pekerjaan seperti menyewakkan tikar, mencari berbagai tanaman hingga pada akhirnya Abdullah kembali dicari oleh salah satu pihak Belanda atas kabar yang telah tersebar sebagai translator atau penerjemah handal dan ahli bahasa pada masanya. Namun dengan berbagai tekanan dari berbagai pihak mundur dari posisi tersebut dan membantu berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh Hj. Enen pula dan memasuki kehamilan ke 3 Enen melanjutkan perjuangan dengan menjual makanan terhadap pengunjung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga memenuhi keinginan yang dimiliki oleh anak.
Singkat cerita mengenai sisipan kisah yang pernah dilalui, seketika pada saat memasuki h-3 lebaran anak-anak beliau sekeluarga belum memiliki baju lebaran untuk diberikan kepada anak-anak. Hingga dengan besar harapan Hj. Enen membulatkan tekad untuk mencari cara agar bisa memberikan baju terbaik yang bisa dipakai pada hari raya idul fitri mendatang. Dan memasuki h-1 hari raya idul fitri, pada akhirnya mendapatkan pemasukkan setelah melakukan pekerjaan dengan modal kemampuan mejahit yang dimiliki yang dipelajari semasa bekerja dengan pihak belanda pada kali pertama, Hj. Enen dapat memberikan baju terbaik untuk anak-anaknya dengan sambutan terbaik yang diberikan oleh anak-anak di akhir waktu yang ada.
Selanjutnya setelah hari raya lebaran selesai, Hj. Enen sendiri memiliki keinginan untuk berjualan dan memutuskan untuk menitipkan anak kepada pengasuh terpercaya pada masanya. Hingga akhirnya mendirikan usaha kecil-kecilan untuk menjual makanan pada pekerja sekitar dan turis yang ada, meskipun tidak lama dari itu usaha tersebut harus dipindahkan karena kebijakan yang dimiliki oleh pengelola setempat dan akhirnya usaha tersebut termasuk berhasil dan maju.
Memasuki tahun anak-anak menjadi lebih besar dan bertumbuh dengan segala tekad juga keinginan yang dimiliki oleh beliau, dan dengan Abdullah akhirnya berpindah posisi pekerjaan untuk bekerja kembali menjadi Tour Guide di Kebun Raya Cibodas dan berprofesi sebagai penjaga malam di Colibah dan memutuskan untuk kembali berdagang dengan semua dorongan tekad yang ada tetap memberikan dorongan lain untuk mencoba hal baru, keinginan lain yakni Bertani. Dengan lahan yang dikontrakan yang dimiliki oleh pemerintah dengan modal yang dimiliki semasa berjualan makanan membulatkan tekad beliau untuk menyewa lahan kurang lebih sebesar 1 hektar di sekitar area yang tidak jauh dari tempat tinggal dengan membantu menaungi dan membantu 2 keluarga lainnya. Tentunya tidak lupa tetap disampingin dengan berbagai jenis usaha lainnya, seperti menjahit, memfoto dengan modal kamera yang dikirimkan oleh pihak keluarga Abdullah di Belanda membuka peluang bisnis atau usaha lainnya bagi Enen dengan berkeliling dan menawarkan foto-foto dan film yang telah dimiliki. Namun  dengan keterbatasan orang-orang yang hidup pada satu daerah yang sama menjadikkan uang bukan satu-satunya transaksi yang terjadi pada saat menjual hasil foto yang ada, namun ditukar dengan berbagai hal lainnya seperti bahan makanan, beras ubi dan lain-lainnya, dengan satu tujuan utama yakni untuk bisa tetap hidup.
Setelah berbagai bagian hidup yang lagi-lagi dilewati oleh Enen keinginan lainnya pun terlintas dikepala yakni untuk membuat toko makanan pada sekitar tahun 1975 hingga berawal untuk ikut berdagang untuk para pekerja diwilayah Cibodas, hingga pada akhirnya memutuskan untuk banting setir menjadi seorang penjahit yang pada akhirnya menjadi seorang penanggung jawab hampir seluruh keluarga di Cibodas dan sekitarnya dengan modal mesin jahit yang diberikan oleh orang Belanda pertama disampingi dengan tetap berdagang di Kebun Raya Cibodas dan membangun toko.
Bagian ke III-Awal mula berdirinya Freddy Homestay
Memasuki tahun 1976 Abdullah menjadi seorang pemandu turis bagi berbagai turis manca negara hingga memasuki 1.5 tahun menjadi seorang tour guide, Abdullah memutuskan untuk berhenti sebagai Tour Guide setelah berjalan cukup panjang dan lama mengelilingi banyak tempat di Indonesia.
Waktu berlalu dan melihat berbagai kesempatan yang terbuka setelah banyaknya pengalaman dan pengetahuan yang di dapat oleh Hj. Enah dan Abdullah, sebuah ide kemudian terbentuk, yakni untuk memulai membuka penginapan, dengan berbagai pengetahuan kehidupan yang telah dibawa oleh keduanya sepanjang perjalanan terbentuklah Freddy Homestay bermula dengan satu kamar yang ditunjukkan untuk membantu para turis manca negara yang sedang berkunjung dan ditunjukkan kepada mereka yang memiliki keterbatasan atas pengetahuan dari daerah sekitar yang sedang dikunjungi, dengan tujuan awal membantu para turis lainnya. Dengan banyak nya berbagai turis yang tersasar hingga banyaknya penipuan yang dilakukan oleh turis manca negara menyebabkan nama Abdullah dan Hj. Enen semakin dikenal dikalangannya dan di bidang nya
Hingga kemudian tumbuh dan berkembang memutuskan untuk menjadikkan Freddy Homestay sebuah penginapan bagi para pelancong yang ada, dimulai dengan membuka satu kamar dimulai pada tahun 1983 diiringi dengan aktivitas sebelumnya yakni berdagang. Â Hingga akhirnya dengan banyak nya tangan baik yang membantu sepanjang perjalanan, pihak-pihak yang ikut terlibat ada dan berbagai pihak lainnya yang telah mengetahui dan familiar atas masing-masing nama hingga kemampuan yang dipunya, Freddy Homestay bisa memperluas jangkauan bisnis yang ada yakni dengan membuka lebih banyak kamar untuk disediakan kepada para pengunjung yang datang pada tahun