Mohon tunggu...
alisa salwa
alisa salwa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa / Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia

Tertarik dengan banyak hal menarik baru dan buku! Nantikan berbagai cerita dan rekomendasi menarik di artikel-artikel selanjutnya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Freddy Homestay, All The Time Favorite History and Places

8 Desember 2023   21:19 Diperbarui: 8 Desember 2023   21:27 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Freddy Homestay, All The Time Favorite History and Places.

-

Tulisan ini saya dedikasikan untuk orang yang sedikit banyak membantu saya tumbuh, merasakan banyak hal menyenangkan, mengambil banyak pelajaran dan memberikan banyak topangan hingga mimpi-mimpi baru didepan.

-

Menjadi sebuah rumah bukanlah persoalan yang bisa dibuat atau dirasakan dengan waktu sedikikit maupun terbatas. Menjadi rumah, setidaknya bagi Saya. Merupakan sebuah perjalanan panjang yang mebutuhkan banyak waktu, tenaga, kemauan dan kemampuan, baik apapun bentuknya. Dan menurut saya Freddy Homestay adalah salah satu bentuk nyata dari sebuah perjalanan panjang dan dedikasi luar biasa dari setiap langkahnya hingga pada panjang perjalanannya menjadikan tempat tersebut sebagai rumah, yang saya Yakini setidaknya bagi saya, dan beberapa orang diluar sana.

Merupakan salah satu tempat ternyaman dan alternatif lainnya perihal merasa kembali pulang dengan segala bentuk familiar yang dimiliki. Jauh dari saya sebelum lahir, untuk banyak orang lainnya hingga menjadi salah satu bentuk tempat pulang ternyaman yang saya ketahui. Dan apabila ditanya pada kesempatan kali ini, apa deskripsi absolut mengenai tempat ini adalah, rumah dan gudang memori didalamnya hingga sudut tidak terlihat dan disadari yang membentuk berbagai mimpi baru untuk banyak orang lainnya. Mengenal beberapa tahun menyenangkan dalam ikut serta "membantu" menjalankan bisnis yang ada sebagai anak kecil pada masanya, izinkan saya memperkenalkan tempat ini dengan usaha terbaik yang saya bisa dengan segala ketidak sempurnaan, hangat dan memori yang ikut serta dan akan saya kenalkan dalam proses panjang kali ini.

-

Bagian I -- Perkenalan Diri.   

Lahir pada tahun 19946 Hj. Enen Nurhasanah, dibesarkan dan dilahirkan pada masa-masa terjadinya berbagai peristiwa penting dengan segala rintangan yang ada. Dengan berbagai situasi yang terjadi pada masanya, perjuangan dan kerja keras merupakan hal yang bisa dilakukan, dimulai pada umur 5 tahun menjadi penjaga anak hingga mempelajari berbagai macam keterampilan sehari-hari seperti mnegurus pekerjaan rumah yang jauh dari kata sederhana untuk anak kecil semsanya. Lahir dan besar di Cibodas hingga menginjak 14 tahun pertama kehidupan, menjadikan pengalaman pertama untuk menjadi seorang perantau ke Jakarta bekerja dengan salah satu orang terkemuka di daerah asal, mempelajari berbagai keahlian baru lagi dengan mempelajari memasak dan memasuki tahun 16 tahun mengidap penyakit yang cukup parah sehingga akhirnya dijemput kembali oleh orang tua namun ditolak dikarenakan memilih untuk pemulihan hingga pada umur 17 tahun kembali ke tempat asal yakni Cibodas, hingga mendapatkan tawaran kembali untuk menikah.

Memasuki masa kembali ke tempat asal, bertemu dengan salah satu Dosen dari Belanda yang sedang melakukan penelitian bersama pihak IPB (Institusi Pertanian Bogor) hingga akhirnya diarahkan untuk bekerja membantu perihal makanan dengan kemampuan terbatas yang dimiliki, terhitung mulai tahun 1962 dengan tanda bukti kerja yang dibuat sebagai bentuk bukti bekerja dengan pihak Dosen Belanda hingga IPB. Hingga Kepala Cibodas pada masanya setelah berbagai kerja keras yang telah dilakukan dari usia yang sangat muda membawa nama harum bagi Hj. Enen, diperkenalkan sebagai sosok yang pekerja keras. 

Dan setelahnya, memasuki tahun 1963 bertemu dengan Freddy atau Abdullah seorang juru Bahasa Belanda dari Kebun Raya Bogor yang ikut serta dalam penelitian pada bidang biologi sebagai penerjemah, berdasarkan keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki menjadikkan Abdullah sebagai penerjemah dari juru ahli tanaman dan dunianya sebagai pihak dari Kebun Raya Cibodas dengan berbagai mahasiswa. Dan menjadikkan Enen sebagai juru masalak untuk para peneliti dan mahasiswa selama kurun waktu penelitian yang ada dan Kandang Badak sebagai tempat untuk menyajikan berbagai makana.

Hingga akhirnya memasuki tahun 1968 Enen dan Abdullah menikah dengan latar belakang yang sekali lagi tidak mudah, bahkan untuk sekedar dibayangkan melaluinya. Abdullah sebagai sebatang kara di Indonesia yang tidak mengetahui posisi dan keadaan  keluarga yang ada membuat Enen memberitahukan kepada pihak dosen Belanda mengenai keadaan yang dialami oleh Abdullah dan disebarkan di Belanda  hingga akhirnya menerima kabar kembali, dengan berbagai posisi yang telah dilalui, menjadikan Abdullah terpisah dengan sanak saudara dan keluarga. Hingga tawaran untuk hidup di Belanda diberikan dan Hj Enen tidak mendapat izin dari orang tua menjadikkan mereka berdua memutuskan untuk tinggal di Indonesia.

Bagian ke II -- Perjalanan Panjang Lainnya Menuju Berdirinya Freddy Homestay.

Dengan berbagai kesulitan setelah memutuskan untuk melanjutkan kehidupan di Indonesia setelah hidup di Bogor untuk beberapa waktu dan setelah melahirkan anak ke-2 mereka memutuskan untuk kembali ke Cibodas setelah melalui berbagai pertimbangan atas kefamiliaran yang dimiliki oleh Hj. Enen mengenai kehidupan di Cibodas. Hingga pada akhirnya Hj.Enen melakukan berbagai pekerjaan seperti menyewakkan tikar, mencari berbagai tanaman hingga pada akhirnya Abdullah kembali dicari oleh salah satu pihak Belanda atas kabar yang telah tersebar sebagai translator atau penerjemah handal dan ahli bahasa pada masanya. Namun dengan berbagai tekanan dari berbagai pihak mundur dari posisi tersebut dan membantu berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh Hj. Enen pula dan memasuki kehamilan ke 3 Enen melanjutkan perjuangan dengan menjual makanan terhadap pengunjung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga memenuhi keinginan yang dimiliki oleh anak.

Singkat cerita mengenai sisipan kisah yang pernah dilalui, seketika pada saat memasuki h-3 lebaran anak-anak beliau sekeluarga belum memiliki baju lebaran untuk diberikan kepada anak-anak. Hingga dengan besar harapan Hj. Enen membulatkan tekad untuk mencari cara agar bisa memberikan baju terbaik yang bisa dipakai pada hari raya idul fitri mendatang. Dan memasuki h-1 hari raya idul fitri, pada akhirnya mendapatkan pemasukkan setelah melakukan pekerjaan dengan modal kemampuan mejahit yang dimiliki yang dipelajari semasa bekerja dengan pihak belanda pada kali pertama, Hj. Enen dapat memberikan baju terbaik untuk anak-anaknya dengan sambutan terbaik yang diberikan oleh anak-anak di akhir waktu yang ada.

Selanjutnya setelah hari raya lebaran selesai, Hj. Enen sendiri memiliki keinginan untuk berjualan dan memutuskan untuk menitipkan anak kepada pengasuh terpercaya pada masanya. Hingga akhirnya mendirikan usaha kecil-kecilan untuk menjual makanan pada pekerja sekitar dan turis yang ada, meskipun tidak lama dari itu usaha tersebut harus dipindahkan karena kebijakan yang dimiliki oleh pengelola setempat dan akhirnya usaha tersebut termasuk berhasil dan maju.

Memasuki tahun anak-anak menjadi lebih besar dan bertumbuh dengan segala tekad juga keinginan yang dimiliki oleh beliau, dan dengan Abdullah akhirnya berpindah posisi pekerjaan untuk bekerja kembali menjadi Tour Guide di Kebun Raya Cibodas dan berprofesi sebagai penjaga malam di Colibah dan memutuskan untuk kembali berdagang dengan semua dorongan tekad yang ada tetap memberikan dorongan lain untuk mencoba hal baru, keinginan lain yakni Bertani. Dengan lahan yang dikontrakan yang dimiliki oleh pemerintah dengan modal yang dimiliki semasa berjualan makanan membulatkan tekad beliau untuk menyewa lahan kurang lebih sebesar 1 hektar di sekitar area yang tidak jauh dari tempat tinggal dengan membantu menaungi dan membantu 2 keluarga lainnya. Tentunya tidak lupa tetap disampingin dengan berbagai jenis usaha lainnya, seperti menjahit, memfoto dengan modal kamera yang dikirimkan oleh pihak keluarga Abdullah di Belanda membuka peluang bisnis atau usaha lainnya bagi Enen dengan berkeliling dan menawarkan foto-foto dan film yang telah dimiliki. Namun  dengan keterbatasan orang-orang yang hidup pada satu daerah yang sama menjadikkan uang bukan satu-satunya transaksi yang terjadi pada saat menjual hasil foto yang ada, namun ditukar dengan berbagai hal lainnya seperti bahan makanan, beras ubi dan lain-lainnya, dengan satu tujuan utama yakni untuk bisa tetap hidup.

Setelah berbagai bagian hidup yang lagi-lagi dilewati oleh Enen keinginan lainnya pun terlintas dikepala yakni untuk membuat toko makanan pada sekitar tahun 1975 hingga berawal untuk ikut berdagang untuk para pekerja diwilayah Cibodas, hingga pada akhirnya memutuskan untuk banting setir menjadi seorang penjahit yang pada akhirnya menjadi seorang penanggung jawab hampir seluruh keluarga di Cibodas dan sekitarnya dengan modal mesin jahit yang diberikan oleh orang Belanda pertama disampingi dengan tetap berdagang di Kebun Raya Cibodas dan membangun toko.

Bagian ke III-Awal mula berdirinya Freddy Homestay

Memasuki tahun 1976 Abdullah menjadi seorang pemandu turis bagi berbagai turis manca negara hingga memasuki 1.5 tahun menjadi seorang tour guide, Abdullah memutuskan untuk berhenti sebagai Tour Guide setelah berjalan cukup panjang dan lama mengelilingi banyak tempat di Indonesia.

Waktu berlalu dan melihat berbagai kesempatan yang terbuka setelah banyaknya pengalaman dan pengetahuan yang di dapat oleh Hj. Enah dan Abdullah, sebuah ide kemudian terbentuk, yakni untuk memulai membuka penginapan, dengan berbagai pengetahuan kehidupan yang telah dibawa oleh keduanya sepanjang perjalanan terbentuklah Freddy Homestay bermula dengan satu kamar yang ditunjukkan untuk membantu para turis manca negara yang sedang berkunjung dan ditunjukkan kepada mereka yang memiliki keterbatasan atas pengetahuan dari daerah sekitar yang sedang dikunjungi, dengan tujuan awal membantu para turis lainnya. Dengan banyak nya berbagai turis yang tersasar hingga banyaknya penipuan yang dilakukan oleh turis manca negara menyebabkan nama Abdullah dan Hj. Enen semakin dikenal dikalangannya dan di bidang nya

Hingga kemudian tumbuh dan berkembang memutuskan untuk menjadikkan Freddy Homestay sebuah penginapan bagi para pelancong yang ada, dimulai dengan membuka satu kamar dimulai pada tahun 1983 diiringi dengan aktivitas sebelumnya yakni berdagang.  Hingga akhirnya dengan banyak nya tangan baik yang membantu sepanjang perjalanan, pihak-pihak yang ikut terlibat ada dan berbagai pihak lainnya yang telah mengetahui dan familiar atas masing-masing nama hingga kemampuan yang dipunya, Freddy Homestay bisa memperluas jangkauan bisnis yang ada yakni dengan membuka lebih banyak kamar untuk disediakan kepada para pengunjung yang datang pada tahun

Seiring waktu kepopuleran Freddy Homestay pun bertambah, hingga pada masanya internet mulai dikenal, berbagai cerita disuarakan dengan lantang oleh para pengunjung yang sudah pernah menginap dan mengunjungi Freddy Homestay dengan ulasan yang disuarakan melalui blog tulisan, koran, hingga majalah bermula disuarakan dan dibesarkan oleh turis manca negara. Dengan banyaknya tokoh peneliti dan orang-orang berkepentingan lainnya disamping menjalani aktivitas untuk menjejaki "tanah baru", Freddy Homestay pun semakin dikenal oleh banyaknya orang.

Lagi-lagi pada akhirnya kabar yang disiarkan seperti yang diceritakan pada kesempatan kali ini mengenai disiarkannya kabar keadaan Abdullah, setelah bertahun dan berpuluh tahun disiarkannya kabar tersebut ternyata berita yang ada masih diperbincangkan oleh beberapa pihak di Belanda, dikabarkan oleh Gretta salah satu seorang kenalan yang berkewarganegaraan Belanda dengan membawa kabar baru lainnya yang mengabarkan bahwa Abdullah sendiri telah bertemu keluarganya setelah 40 tahun berpisah, setelah hal tersebut diusahakan oleh Hj. Enah dari titik pertama mengetahui latar belakang cerita kehidupan yang dimiliki oleh Abdullah.

Dan memasuki masa kejayaannya terhitung puncak dari Freddy Homestay pada tahun 1985, hingga tahun-tahun berikutnya. Sebesar, menyebutkan tujuan yang diungkapkan oleh para turis manca negara khususnya untuk sekedar untuk berlibur ataupun melakukan penelitian, berbagai pihak disekitar dengan pasti akan mengantarkan para turis tersebut untuk merasakan rumah bagi banyak orang, Freddy Homestay.

Dengan dijadikannya Freddy Homestay sebagai tempat belajar bagi banyak orang dan bentuk perpanjangan tangan berbagai sebagai bentuk hal baik lainnya untuk banyak pihak disekitar. Hingga akhirnya, meskipun disayangkan situs atau lamanan pribadi yang dimiliki oleh Freddy Homestay berakhir ditutup oleh pihak keluarga. Namun cerita yang dimiliki oleh Freddy Homestay sendiri tidak akan pernah mati, terbukti dengan banyak ulasan yang masih bisa dengan mudah kita akses megenai Freddy Homestay dengan berbagai pesan hangat yang dimiliki, disuarakan melalui berbagai ulasan blog oleh para pengunjung yang pernah datang merupakan sebuah bentuk absolut mengenai hal-hal yang telah dikerjakan dan didedikasikan untuk banyak orang selama berpuluh-puluh tahun.

-

"A simple room in a great location. Freddy and is wife* were very friendly and welcoming and made me feel at home even after I got sick from the water. The food they made was great and the room had an excellent view of the maintains." - Mell107

"homestay yang dimiliki pak freddy tidak terlalu besar, tp selalu ramai oleh wisatawan yang ingin berkunjung ke kebun raya cibodas atau taman nasional gunung gede pangrango, terutama dari luar negeri. pak freddy dan bu freddy adalah orang yang ramah dan baik hati. mereka juga pandai memasak, baik masakan tradisional maupun masakan luar negeri. pancake pisang adalah masakan favorit saya." - Avniar

-

Bermanfaat merupakan kata lainnya yang bisa saya tunjukkan mengenai Freddy Homestay, mengenai cerita panjang yang dibangun melalui perjalanan hidup yang bisa disebutkan tidak dibentuk memlalui jalan yang mudah oleh sosok panutan Hj, Enen, seseorang yang saya kagumi mengenai perjalanan hidup yang telah dilakukan sepanjang 76 tahun kebelakang, dengan berbagai naik dan turun lainnya hingga potongan dari yang saya Yakini hanya sebagian kecil dari berbagai chapter yang telah dilewati Hj. Enen.

Pejuang, sosok panutan, pengusaha, dan seorang pekerja keras. Merupakan seruan yang bisa disuarakan terhadap perjalanan hidup beliau, dengan berbagai latar belakang, kesulitan dan keterbatasan yang ada sebagai bentuk hadiah yang harus dijalani. Yang pada akhirnya tetap diterima dengan baik dengan keputusan lainnya untuk menjadi sesosok bentuk perpanjangan tangan untuk melakukan hal baik untuk sekitar.

Sosok yang saya yakini telah membantu dan melakukan banyak hal baik, dibalik sosoknya yang tetap tegas dan sedikit cerewet mengenai banyak hal. Sosok yang tumbuh sebagai anak, cucu, ibu, dan nenek untuk banyak orang disekitar. Saya kembali perkenalkan Hj. Enen Nurhasanah.

-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun