Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Membawa Shenzhen ke Likupang

23 Februari 2022   22:55 Diperbarui: 23 Februari 2022   22:57 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kali menyaksikan perwakilan Merah Putih berlaga di turnamen bulu tangkis internasional, saya menaruh harapan sang pemain dapat memenangi pertandingan. Meskipun begitu, di saat yang sama saya juga sering diselimuti kecemasan akan keperkasaan performa lawan Merah Putih yang sering akan dihadapi, yakni perwakilan dari Negeri Tirai Bambu Tiongkok. Catatan paling impresif mereka adalah di Kejuaraan Dunia ke-5 tahun 1987 di Beijing, ketika mereka berhasil menyapu bersih kelima sektor yang dipertandingkan.

Tidak hanya bertaji di bidang olahraga, di sektor ekonomi pun Tiongkok juga berdaya. Dalam “Neraca Perdagangan Beberapa Negara tahun 2020-2021” yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik juga ditunjukkan, nilai ekspor Tiongkok menempati peringkat paling tinggi di antara 38 negara lainnya, yakni mencapai 53.781,90 juta dollar Amerika Serikat. Jumlah ini bahkan dua kali lipat lebih tinggi dari nilai yang dimiliki sang negara adidaya: Amerika Serikat, yang memiliki nilai ekspor 25.774,20 juta dollar Amerika Serikat. Ini menandakan bahwa pengaruh ekonomi Tiongkok sangat besar bagi perekonomian dunia.

Meroketnya perekonomian Tiongkok tidak lepas dari upaya pemerintah Tiongkok untuk meningkatkan nilai perekonomian mereka. Sejak akhir 1970-an, pemerintah Tiongkok atau China saat itu melakukan berbagai upaya termasuk membuat perencanaan pusat yang agresif, memanfaatkan keunggulan tenaga kerja mereka yang murah, mendevaluasi mata uang, dan mengembangkan sistem pabrik yang kuat untuk menyebarkan produk yang dihasilkan ke seluruh dunia.  

Salah satu contoh nyata dari upaya peningkatan nilai perekonomian ini adalah pengembangan daerah Shenzhen. Di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, didirikanlah Zona Ekonomi Khusus Shenzhen untuk membantu mempercepat pengembangan Shenzhen dari sebuah kampung nelayan menjadi sebuah kota industri. Shenzhen pun mulai berbenah, dengan membangun infrastruktur, mengembangkan teknologi, dan tidak kalah penting adalah memperkuat sumber daya manusia mereka. Dari kawasan inilah Tiongkok mulai membuka diri untuk hubungan diplomatik dan perdagangan dengan negara-negara lain.

Likupang, sang Gelandang Sayap Pariwisata Nusantara

Likupang yang terletak di Kabupaten Minahasa Utara, North Sulawesi, belakangan ini menjadi semakin populer setelah pemerintah melalui Presiden Joko Widodo menetapkan Likupang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Ketetapan pemerintah ini pun disambut hangat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (juga disebut Baparekraf) dengan mengembangkan lima destinasi super prioritas, yakni Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur).

Secara geografis, Destinasi Super Prioritas Likupang atau DSP Likupang menjadi penyeimbang di bagian utara pariwisata Nusantara. Posisi geografis ini memiliki sisi positif baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek, di tahun 2022 ini Indonesia yang secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) selama setahun penuh sejak 1 Desember 2021 berkesempatan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan dilangsungkan di Bali pada November 2022. Itu berarti, Likupang punya kesempatan untuk menjadi bagian dari upaya mempromosikan pariwisata wilayah utara Nusantara.

Untuk jangka panjang, rencana perpindahan ibukota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur semakin mendekatkan Likupang ke pusat pemerintahan. Likupang dengan demikian dapat lebih partisipatif bagi peran penting Ibu Kota Nusantara Penajam Paser Utara kelak.

Mengutip situs kek.go.id yang merilis Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2019 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Likupang disebutkan, keunggulan geostrategis wilayah yang dimiliki Likupang Timur yaitu sektor pariwisata dengan tema resor (resort) dan wisata budaya (cultural tourism).Tema tersebut didukung oleh kawasan yang memiliki pantai dan dekat dengan Wallace Conservation Center.

Likupang adalah kecamatan yang berada di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Selain dikenal sebagai kawasan pesisir, Likupang juga memiliki objek wisata menarik, seperti pantai, bukit, desa wisata, hingga pulau eksotis.

Pertama, Pulau Lihaga. Pulau Lihaga adalah pulau tanpa penghuni. Sehingga keasriannya tetap terjaga. Hamparan pasir yang bersih dari sampah, deretan pepohonan nan rindang, permukaan laut sejernih kristal berwarna tosca menjadikan Lihaga tempat yang nyaman untuk dinikmati. Jika kita mengunjungi pulau ini di musim kemarau, yakni masa ketika biota laut berkembang biak, kita berkesempatan menyaksikan penyu-penyu yang tengah bertelur. Masih belum cukup dengan berkeliling pulau, didukung permukaan air laut yang tenang, cobalah untuk snorkeling menyaksikan keindahan panorama bawah laut Pulau Lihaga. Sangat menakjubkan. Cukup beralasan jika kemudian situs indonesia.travel pun memberi julukan pulau ini dengan Kepingan Surga di Minahasa Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun