Madu olahan tersebut kemudian diberi ‘brand’ atau merek Madu Foresbi, berasal dari kata “Forest-Bee” yang berarti madu lebah asli dari hutan. Sejak itu, penjualan madu terus mengalami peningkatan.
Pengolahan madu dan dampak ekonominya
Kami melihat Ujang mengangkat galon berisikan madu ke timbangan. Kemudian madu murni tersebut dituangkan ke wadah lain, untuk dilakukan proses dehumidifier. Proses ini berlangsung selama kurang lebih 24 hingga 48 jam.
“Standar kadar air yang kita terima maksimal 25 persen, lalu kita saring lagi dengan mesin dehumidifier sampai 18 hingga 20 persen untuk dikemas ke botol,” jelas Adhe.
Pengolahan madu hutan ini bukan tanpa alasan. Selain kemasan dan kadar air, pengolahan madu hutan ini memiliki kelebihan, yakni membuat madu menjadi lebih kental, mengurangi kadar gas yang terkandung, dan menjaga kualitas madu.
“Jadi ketika madu diolah, kadar gasnya jadi berkurang sehingga aman dibawa dalam perjalanan jauh bahkan dengan menggunakan pesawat terbang,” imbuhnya.
Para petani memasok madu ke RMA sekitar 300 kg per bulan. Kelompok tani bisa memperoleh rata-rata pendapatan minimal sebesar Rp25 juta per bulan. Agar semua petani dapat berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan madu, mereka mengatur jadwal pasokan, sehingga kelangsungan usaha para petani madu tetap terjaga.
Selesai madu ditimbang dan telah lolos uji, Ujang langsung dibayar sesuai harga yang telah disepakati. Ujang pun terlihat sumringah dan bahagia. Terlebih permintaan masyarakat terhadap madu sialang meningkat signifikan di tengah pandemi COVID-19. Omzet kelompok ini terus meningkat, bahkan pernah mencapai ratusan juta rupiah dalam sebulan.
"Lebih menguntungkan usaha madu ini, apalagi sejak COVID-19 kami sempat kewalahan menerima pesanan madu dari Jakarta sebanyak seribu botol atau sekitar 500 kilogram pada bulan April lalu," tutur Ujang yang juga berprofesi sebagai nelayan sungai di kampungnya.
Keunikan Madu Sialang
Rumah Madu Andalan masih tetap konsisten dengan madu sialang asli atau madu hutan Riau produksi lebah hutan. Hal ini karena madu sialang memiliki khasiat yang baik bagi kesehatan dan memiliki rasa yang bervariasi tergantung mood lebah.
“Madu hutan ini rasanya berubah-ubah, tergantung lebah dan kondisi alamnya. Jika musim hujan maka madu akan lebih encer, kemudian ketersediaan nektar bunga juga akan berpengaruh pada warna madu yang dihasilkan,” kata Adhe.
Lebah madu yang ada di Indonesia ada empat jenis, di antaranya Apis Dorsata, Apis Mellifera, Apis Cerana, dan Apis Trigona. Madu Foresbi berasal dari jenis lebah Apis Dorsata. Lebah ini memiliki sifat hidup yang liar, bersarang di tempat yang tinggi, sulit dibudidayakan, dan produk utamanya madu dan beeswax. Satu pohon tempat lebah ini terdapat sekitar 300 koloni dengan potensi madu sekitar 20 kilogram per koloni setiap panen.