empat tahun silam
saat engkau berjuang
gigih melawan takdir ...
di saat kami hanya mampu mengupayakan ...
di usia dimana kembang mimpi masih nampak begitu segar ...
di balik indera mu yang kurang sempurna ...
engkau tunjukkan kekuatan dan ketabahan melebihi kami yang 'lebih sempurna' dari mu ...
tapi engkau pun lelah, kehabisan asa dan 'meradang' ...
hingga aku mendekap mu dan menepuk lembut punggung mu ...
lalu ku tulis dalam secarik kertas : "bersabarlah, ini jalan ke surga ..."
entah kekuatan apa yang menuntun ku menulis seperti itu?
maafkan aku adik ku,
karena telah mengabaikan permintaan mu agar ku tidur di samping mu malam itu ..
( karena aku sedang kalut ... )
di saat-saat terakhir mu
engkau nampak begitu tenang ...
(dan masih ku ingat)
engkau ulurkan tangan mu
lalu ku genggam hangat ...
di saat itulah nafas mu tak ku temui lagi ...
di subuh ini, aku mengenang mu, secarik kertas itu dan genggaman tangan mu 'yang masih terasa ini' ...
semoga engkau menemui damai abadi di sana ...
dalam 'dekapan' Maha Kasih NYA ...
A M I N ...
Bumi Argopuro, 19 Mei 2010 ~ 05 : 43 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H