Mohon tunggu...
Alkautsar HolzianAkbar
Alkautsar HolzianAkbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Sosiologi/Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Buku sejarah dan filsafat adalah 2 genre buku yang sangat saya gemari. Walaupun saya suka pilih-pilih penulis mana yang bukunya saya anggap "nyaman" untuk dibaca. Buku-buku yang nyaman untuk dibaca memang banyak. Namun, menuliskan teori filsafat atau sebuah peristiwa dalam sejarah dengan detail tetapi "nyaman" untuk dibaca bukan pekerjaan mudah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modernitas Cair, Redupnya Minat Berorganisasi dan Sulitnya Menanamkan Kebiasaan Membaca

6 Oktober 2024   23:06 Diperbarui: 7 Oktober 2024   02:25 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya, pasca-modern juga membentuk dunia yang berjalan begitu cepat. Teknologi digital menimbulkan apa yang disebut oleh Bauman sebagai "Kebaruan yang permanen". 

Distribusi informasi misalkan, logika pemberitaan saat ini membuat kita mendera kita dalam percepatan dan spasialitas. Apa yang kita baca hari ini segera kita lupakan di hari esok, karena berita terus berubah dan membuat kebaruan yang permanen. Akibatnya, sulit sekali menanamkan kebiasaan membaca suatu buku secara konsisten. Apalagi sebuah buku yang memiliki bobot subtansial yang kompleks.

Di sisi lain, cepatnya informasi dan "keterpusatan-aku" menggiring masyarakat untuk mengikuti inovasi yang bersifat privat. Maksudnya, ketimbang menganut kepentingan bersama dalam sebuah lembaga besar atau organisasi, tindakan mereka lebih cenderung didorong oleh keinginan sendiri (swa-kepentingan). Dari pada repot-repot ngurusin keinginan banyak orang dalam organisai, lebih baik utamakan kepentingan sendiri.

Belum lagi kepentingan orang-orang dalam Liquid Life itu terus berubah-ubah. Oleh karena itu, sulit mengorganisir orang-orang berdasarkan kepentingan masing-masing yang bisa saja berubah setiap saat. Untuk itu, generasi saat ini lebih memilih untuk bertindak secara pribadi dari pada mengorganisir kepentingan banyak orang yang bikin REPOT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun