Di kota Bologna, Italia, terdapat sebuah universitas yang terkenal dengan tradisi akademik yang kuat. Di sini, dua mahasiswa Indonesia berjuang dengan tantangan akademik dan budaya yang unik. Chandra, mahasiswa Filsafat, berasal dari Gorontalo, namun karena keturunannya, dia juga mengerti bahasa Jawa. Sementara itu, Yuli, mahasiswa yang juga berasal dari Indonesia, berbicara dengan aksen Jawa yang kental dan sering mengungkapkan pikirannya dengan bahasa yang medok.
Chandra, yang hampir mencapai titik D.O. karena semester terakhirnya yang penuh tekanan, dikenal karena kecintaannya pada buku-buku kuno dan tafsir filosofis yang rumit. Yuli, penjaga kantin kampus, dikenal karena sikap beraninya dan kehidupannya yang penuh warna. Pada malam-malam tertentu, kantin berubah menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa yang mencari pelarian dari rutinitas akademik, lengkap dengan cerita dan gosip yang kerap memikat perhatian.
Chandra sering datang ke kantin untuk sekadar melepaskan stres dan sering kali berhadapan dengan Yuli yang tak segan melontarkan candaan atau diskusi mendalam tentang kehidupan. Suatu malam, ketika Chandra sedang membaca buku karya Immanuel Kant, Yuli menghampirinya dengan senyum cerahnya.
"Chandra, lagi baca apa? Sepertinya berat," kata Yuli sambil menghidangkan segelas kopi. "Ngono yo, yen kowe terus-terusan mikir, otakmu bisa 'nglodog'!"
"Ini tentang 'Kritik Akal Murni'," jawab Chandra, mata tetap fokus pada bukunya. "Saya mencoba memahami konsep 'a priori' dan 'a posteriori'."
Yuli tertawa kecil. "Wah, kalau aku sih lebih suka 'a posteriori' kopi ini. Tapi serius, kamu sering banget bersembunyi di sini dengan buku-buku berat. Ada apa?"
Chandra menutup bukunya dan memandang Yuli. "Sebenarnya, saya mencoba memahami makna kehidupan melalui filsafat. Tapi semakin saya belajar, semakin saya merasa bingung. Kadang-kadang saya merasa seperti terjebak dalam labirin pikiran saya sendiri."
Yuli duduk di sebelahnya. "Mungkin kamu butuh sedikit waktu untuk berpikir dari perspektif yang berbeda. Kadang, jawaban bisa ditemukan di tempat yang tak terduga. Kaya pepatah Jawa, 'sabar iku penting, nuli rejeki bakal nyusul'."
Di tengah suasana akademik yang padat, berita tentang proyek rahasia universitas mulai menyebar. Ada rumor tentang sebuah program eksperimen filsafat yang dikhususkan untuk mahasiswa pilihan, dengan tujuan untuk menggali lebih dalam pemahaman mereka tentang eksistensi dan realitas. Mahasiswa terpilih akan diberikan sebuah teka-teki besar yang konon dapat mengubah pandangan mereka tentang hidup.
Chandra, penasaran dan merasa terdesak oleh waktu, memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut. Yuli, meskipun biasanya hanya menjadi pendengar, tiba-tiba terlibat dalam pencarian ini setelah mendengar berita tersebut dari teman-temannya di kantin.