Masjid Raya Al Mashun Medan
Tempat ini termasuk daftar wajib tempat yang saya kunjungi. Kebetulan hotel yang saya tempati letaknya tidak jauh dari masjid ini. Tinggal jalan kaki sekitar 300 meter.
Masjid yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Medan ini dibangun pada tahun 1909, termasuk salah satu di antara tiga masjid tertua di Medan.
Premarkasanya adalah Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah sebagai pemimpin Kesultanan Deli memulai pembangunan Masjid Raya Al Mashun pada tanggal 21 Agustus 1906.
Keseluruhan pembangunannya menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden. Sultan sengaja membangun masjid kerajaan ini dengan megah. Pendanaan pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan, namun konon Tjong A Fie, tokoh kota Medan dari etnis Tionghoa yang sezaman dengan Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.
Bangunan ini didominasi warna putih dengan paduan warna hijau muda, masih terlihat anggun, megah dan kokoh.
Istana Maimun
Dari Masjid Raya Al Mashun, saya kemudian melanjutkan perjalanan ke Istana Maimun yang letaknya hanya sekitar 200 meter di sebelah barat masjid. Dibanding masjid raya, bangunan Istana Maimun terihat lebih sederhana. Ini sejalan dengan prinsip sultan bahwa masjid yang dia bangun harus lebih megah daripada istana tempat dia bertahta.
Istana Maimun yang treletak di Jalan Brgjend katamso ini juga didirikan oleh Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Istana ini dibangun pada 26 Agustus 1888 dan baru diresmikan pada 18 Mei 1891.