Mohon tunggu...
Ali Wasi
Ali Wasi Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN dari Tahun 2015 s.d. sekarang, yang semula gemar menulis cerita fiksi menjadi rutin menulis analisis informasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Menggenggam Dunia (9) Semangat Rahmat

4 Mei 2024   07:00 Diperbarui: 4 Mei 2024   07:03 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ini buat Mamet, asalkan janji tidak akan sindir Kakak lagi ya?” tawaku.

“Insya Allah, deh.” Segera ngambil bungkusan.

“Eit. Janji?” aku meyakinkan kembali.

“Iya deh Kak, Mamet janji.” Jawab Rahmat.

Aku memberikan bungkusan itu, dan dengan lekas ia segera membukanya. Rahmat senang dengan pemberianku, Ratih tersenyum melihat tingkah Rahmat, sedangkan aku bahagia melihat Ratih tersenyum.

Loh? Sudahlah, jangan berpikiran macam-macam.

“Kakak melihat apa?” tanya Rahmat menyadari bahwa aku melihat Ratih.

Mulai lagi, bocah ini.

“Oh nggak, sepertnya langit gelap ya? Mungkin sebentar lagi hujan.” Jawabku pura-pura melihat langit.

“Ini bukan berarti mau hujan, Mas. Sebentar lagi Magrib, jadi pantas saja langit gelap.” Ucap Ratih.

Lagi-lagi aku salah tingkah, Rahmat menahan tawanya dengan berpura-pura batuk. Namanya juga tingkah anak-anak, aku harus memakluminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun