Mohon tunggu...
alisamaulidiyahisna
alisamaulidiyahisna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Hukum Dalam Menciptakan Ketertiban Sosial.

16 Desember 2024   16:41 Diperbarui: 16 Desember 2024   16:41 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hukum adalah landasan yang mendasari kehidupan bermasyarakat. Tanpa hukum, kehidupan sosial akan dipenuhi dengan kekacauan, karena tidak ada batasan yang jelas mengenai perilaku apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak. Sebagai sistem aturan yang mengatur kehidupan manusia, hukum bertujuan untuk menciptakan keadilan, melindungi hak, dan menjaga ketertiban sosial. Dalam masyarakat yang kompleks dan heterogen, peran hukum menjadi semakin penting untuk memastikan bahwa setiap individu dapat hidup berdampingan dengan harmonis.

Ketertiban sosial merujuk pada keadaan di mana individu-individu dalam masyarakat menjalankan hak dan kewajibannya sesuai norma yang berlaku. Ketertiban ini memungkinkan interaksi sosial berjalan lancar tanpa gangguan. Dalam konteks ini, hukum tidak hanya bertindak sebagai pengatur, tetapi juga sebagai pelindung bagi masyarakat dari tindakan yang merugikan.

Hukum sebagai Pilar Ketertiban Sosial

Hukum memiliki beberapa fungsi utama yang berkontribusi pada terciptanya ketertiban sosial:

1. Menetapkan Aturan yang Mengatur Perilaku

Hukum menyediakan seperangkat aturan yang mengatur perilaku individu dalam masyarakat. Dengan adanya hukum, masyarakat memiliki pedoman yang jelas tentang perilaku apa yang dapat diterima dan apa yang tidak. Contohnya adalah hukum lalu lintas yang mengatur bagaimana pengguna jalan harus berperilaku untuk mencegah kecelakaan. Tanpa hukum seperti ini, penggunaan jalan akan kacau dan membahayakan.

2. Melindungi Hak dan Kebebasan Individu

Hukum menjamin hak asasi manusia setiap individu, seperti hak atas kehidupan, kebebasan, dan keamanan. Pada saat yang sama, hukum memastikan bahwa kebebasan individu tidak melanggar hak orang lain. Dengan demikian, hukum menciptakan keseimbangan antara kebebasan pribadi dan kepentingan bersama. Sebagai contoh, undang-undang yang melarang pencemaran lingkungan bertujuan melindungi hak masyarakat untuk hidup di lingkungan yang bersih dan sehat.

3. Menyelesaikan Konflik Secara Adil

Konflik adalah bagian dari kehidupan bermasyarakat, terutama dalam masyarakat yang beragam. Hukum memberikan mekanisme penyelesaian konflik melalui pengadilan atau lembaga mediasi. Dengan adanya hukum, masyarakat tidak perlu menyelesaikan konflik melalui kekerasan atau tindakan main hakim sendiri, yang dapat mengganggu ketertiban sosial.

4. Memberikan Sanksi sebagai Pencegahan

Sanksi hukum berfungsi sebagai alat pencegahan agar individu tidak melakukan pelanggaran. Ancaman hukuman, baik berupa denda, penjara, maupun hukuman lainnya, dirancang untuk membuat masyarakat mematuhi aturan. Sebagai contoh, hukuman berat terhadap pelaku korupsi bertujuan mencegah orang lain melakukan tindakan serupa.

5. Membentuk Nilai dan Norma Sosial

Hukum juga berfungsi untuk memperkuat norma-norma yang sudah ada dalam masyarakat. Misalnya, undang-undang yang melarang diskriminasi mendukung nilai kesetaraan dan keadilan yang penting bagi kehidupan sosial.

Hukum dan Dinamika Sosial

Hukum tidak bersifat statis; ia harus responsif terhadap perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Ketika masyarakat berkembang, baik karena kemajuan teknologi, perubahan budaya, maupun globalisasi, hukum juga harus beradaptasi untuk mengatasi tantangan baru.

Misalnya, perkembangan teknologi informasi telah melahirkan jenis kejahatan baru seperti pencurian data, penipuan daring, dan penyebaran informasi palsu. Dalam hal ini, hukum harus terus diperbarui agar mampu mengatur aspek-aspek baru kehidupan manusia. Contohnya adalah Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang hadir untuk mengatur aktivitas di dunia digital.

Selain itu, hukum juga harus mampu menjawab tuntutan perubahan nilai dalam masyarakat. Sebagai contoh, dalam beberapa dekade terakhir, isu-isu seperti kesetaraan gender, hak minoritas, dan perlindungan lingkungan menjadi perhatian utama. Hukum harus mencerminkan nilai-nilai ini agar tetap relevan dan efektif dalam menciptakan ketertiban sosial.

Tantangan dalam Penegakan Hukum

Meski hukum memiliki peran besar dalam menciptakan ketertiban sosial, penegakannya sering kali menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

1. Ketidakadilan dalam Penegakan Hukum

Ketika hukum tidak diterapkan secara adil, ia kehilangan legitimasi di mata masyarakat. Misalnya, jika hukum hanya menjerat masyarakat kecil tetapi membiarkan pelanggaran oleh orang-orang berkuasa, maka kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum akan menurun.

2. Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan

Korupsi di kalangan penegak hukum, seperti polisi, jaksa, atau hakim, menjadi salah satu hambatan utama dalam menciptakan ketertiban sosial. Korupsi membuat hukum kehilangan efektivitasnya karena pelaku pelanggaran dapat lolos dari hukuman.

3. Kurangnya Kesadaran Hukum di Masyarakat

Banyak pelanggaran hukum terjadi karena masyarakat tidak memahami aturan yang berlaku. Kurangnya pendidikan hukum dan minimnya akses informasi membuat sebagian masyarakat tidak sadar bahwa tindakan mereka melanggar hukum.

4. Pengaruh Politik dalam Sistem Hukum

Campur tangan politik dalam sistem hukum dapat mengganggu independensi lembaga-lembaga penegak hukum. Akibatnya, hukum menjadi alat kekuasaan, bukan alat keadilan.

Upaya Meningkatkan Peran Hukum dalam Ketertiban Sosial

Untuk mengoptimalkan peran hukum dalam menciptakan ketertiban sosial, diperlukan beberapa langkah strategis, antara lain:

1. Peningkatan Pendidikan Hukum

Masyarakat perlu diberi pemahaman yang lebih baik tentang hukum dan hak-hak mereka. Pendidikan hukum dapat dilakukan melalui kampanye publik, seminar, atau memasukkan pendidikan hukum ke dalam kurikulum sekolah.

2. Penegakan Hukum yang Transparan dan Adil

Sistem hukum harus memastikan bahwa semua orang diperlakukan sama di depan hukum. Transparansi dalam proses hukum juga penting untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

3. Pemberantasan Korupsi

Korupsi di semua tingkat penegakan hukum harus diberantas. Lembaga anti-korupsi harus diperkuat, dan hukuman bagi pelaku korupsi harus ditegakkan dengan tegas.

4. Pembaruan Regulasi

Regulasi yang sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman perlu diperbarui. Hukum harus mampu mengakomodasi perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi agar tetap efektif.

Kesimpulan

Hukum adalah fondasi penting dalam menciptakan ketertiban sosial. Melalui pengaturan perilaku, perlindungan hak, penyelesaian konflik, dan pemberian sanksi, hukum menciptakan kondisi yang memungkinkan masyarakat hidup dalam harmoni. Namun, efektivitas hukum sangat bergantung pada penegakannya yang adil dan responsif terhadap perubahan sosial. Oleh karena itu, kerjasama antara pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa hukum dapat berfungsi sebagai alat pencipta ketertiban sosial yang ideal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun