"Jadi nggak ketemu atau ngobrol sama Kanjeng Nabi, atau tau itu pintu apa?" tanya Mang Odon lagi.
Kabayan menggeleng, "Ya enggak lah. Saya paksa merem lagi nggak bisa. Malah mimpi yang lain..."
Kang Jana tersenyum, "Itulah Kang..." katanya. "Biarpun cuma mimpi, andai saja Akang bersuci dulu sebelum tidur, minimal berwudu, mungkin ceritanya lain..."
Kabayan cengar-cengir, "Iya Jang, sebelum tidur saya kan kebelet pipis, terus saya pipis di luar. Karena nggak ada air, saya langsung tidur aja. Males kalau harus nimba air dulu!"
"Jadi gara-gara itu kamu ditolak masuk gerbang dan batal ketemu Kanjeng Nabi?" tanya Mang Sadut yang rada-rada sebel.
Kabayan cengengesan, "Namanya juga mimpi Mang, nggak usah protes. Bagus udah bisa sampai segitu juga!"
Mang Sadut melengos, "Ah kirain beneran ketemu Kanjeng Nabi dan masuk gerbang itu. Jangan-jangan itu gerbang surga!"
"Bener, Dut, mungkin memang begitu nanti si Kabayan itu, ke surga cuma sampe pintunya doang!" kata Mang Odon.
"Eeh, jangan begitu Mang Sadut dan Mang Odon," kata Kang Jana. "Mimpi begitu saja sudah bagus, kalau bisa mengambil hikmahnya! Hikmahnya seupaya kita selalu menjaga kebersihan dan kesucian tubuh kita, supaya kalau kita dipanggil Yang Maha Kuasa, tubuh kita selalu dalam keadaan bersih!"
"Tuh dengerin!" kata si Kabayan.
"Sori ya, saya mah minimal kalau pipis langsung bebersih!" jawab Mang Sadut.