"Nah, setelah beberapa saat, kereta yang saya tumpangi sampai di depan sebuah gerbang yang berkilauan seperti terbuat dari emas. Di situ ada penjaganya," lanjut si Kabayan. "Rombongan paling depan, yang katanya rombongan Kanjeng Nabi dan sahabatnya, nggak pake ditanya, langsung masuk..."
"Kamu masuk juga?" tanya Mang Odon.
"Belum, penumpang kereta yang di depan saya, ditanyai dulu satu-persatu," jawab Kabayan. "Saya nggak tau apa yang ditanyakan. Yang jelas, ada yang hanya ditanya sebentar, ada yang lama..."
"Akang ditanyai apa saja?" tanya Kang Jana.
"Ditanyai macem-macem," jawab Kabayan. "Yang jelas nggak ditanyai katepe lah. Pertanyaannya seputar ibadah. Ibadah saya apa saja, amalan sehari-hari apa, dan seterusnya...."
"Kamu jawab apa?" tanya Mang Sadut.
"Saya nggak mau jawab..." jawab Kabayan.
"Kenapa Kang?" tanya Kang Jana.
"Saya inget kata UTS, Ustad Tatang Somad. Katanya ibadah, amalan, sedekah, dan apapun yang kita lakukan di dunia itu nggak boleh diomong-omongin, nanti bisa riya. Kalau sudah riya, sebanyak apapun ibadah dan amalnya jadi hilang..." jawab Kabayan.
"Terus, penjaganya bilang apa?" tanya Mang Odon.
"Dia tetap maksa, katanya mau dicocokkan dengan catatan yang dia pegang. Kalau sama, boleh masuk, kalau enggak, ya nggak boleh..." jawab Kabayan. "Tapi saya tetep nggak mau. Takutnya itu pertanyaan jebakan!"