Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (111) Senko Menjadi Kamo

21 Maret 2021   22:52 Diperbarui: 22 Maret 2021   21:26 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi semuanya ngakak. Si Senko-nya, cuma cengangas-cengenges, "Susah kalau langsung, keluarnya itu!" elaknya.

Gara-gara itu, anak-anak lain mulai lupa dengan sebutan Senko. Mereka mulai memanggilnya dengan nada mengejek, Kamo. Anaknya sendiri tampaknya malah tak terlalu peduli. Cuek saja dipanggil dengan nama itu. Sejak itu, semua menjadi jelas, anak-anak tak harus kesulitan membedakan dua nama Simon, dan anaknya sendiri yang ogah dengan sebutan Senko, mulai menyebut dirinya sebagai 'Kamo.'[1]

*****

Ketika Soso teringat pada sahabatnya yang lain, si Lado, Soso kemudian mengajak si Kamo untuk mencarinya. Kamo juga mengenal si Lado, meski tak terlalu akrab karena usianya yang terpaut cukup jauh. Pada Kamo, Soso menceritakan asal mula hilangnya si Lado.

Lagi-lagi, Soso belum mendapatkan kabar apapun tentang sobatnya yang satu itu. anak itu, bersama rombongan Mesame Dasi seperti hilang ditelan bumi.

"Kenapa nggak nanya polisi?" tanya si Kamo.

"Aku nggak berani..." jawab Soso. "Lagipula, kudengar tak ada di tahanan polisi!"

"Tentara?"

Soso menggeleng, "Apa urusannya dengan tentara?"

"Mungkin ada..." kata si Kamo. "Bapakku kan kontraktor proyek-proyek tentara. Dia pernah jadi pemasok peralatan dalam perang di Khiva dan Bokhara Khanates.[2] Kadang ia juga ikut mencari tambahan tentara kalau diperlukan..."

"Untuk Rusia?" tanya Soso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun