Soso nyengir, "Aku kangen!"
Lisa tersipu, "Jangan menggodaku!"
"Kenapa? Kau kan bukan adikku!"
Lisa mendekat, meraih tangan Soso, "Masuk, yuk!"
"Ibumu?"
"Tak ada siapa-siapa!"
*****
Soso pulang ke rumahnya setelah hari merambat malam. Ia bahkan makan malam di rumahnya si Lisa. Berdua saja, karena dua orangtuanya sedang pergi. Kalau saja tak ingat pada si Abel dan janjinya pada Romo Araskhi, mungkin saja ia tergoda untuk menginap.
Dan benar saja, Romo Araskhi dan si Simon sudah berada di rumahnya, ditemani oleh Mak Keke dan si Abel. Soso meminta maaf karena pulang terlambat, terutama pada Romo Arsakhi yang sudah menunggunya.
"Tak apa, aku tahu kau pasti kangen dengan teman-temanmu di sini..." jawab Romo Araskhi. Tanpa basa-basi lagi, karena memang sudah disampaikan sebelumnya, Romo Araskhi menyampaikan niatnya itu, menitipkan cucunya si Simon pada Soso untuk diajari Bahasa Rusia untuk persiapan masuk seminari tahun ini.
Si Abel ternyata sudah bercerita kalau mereka punya kontrakan sebelumnya. "Jadi, biar nanti kutanggung biaya-biaya di rumah itu. Biar si Simon tinggal di situ, jadi tak perlu mencari tempat lain. Bagus juga kalau banyak temannya, biar dia lebih cepat belajar. Tapi tetap saja, kuminta kau mendampinginya..." kata Romo Arsakhi lagi. "Sebutkan saja kapan kalian akan kembali ke Tiflis, biar si Simon bersiap-siap, sekalian nanti kubelikan tiket kereta untuk kalian bertiga!"