Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (93) Olga Guramishvili

2 Maret 2021   21:00 Diperbarui: 3 Maret 2021   22:23 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh anggota rombongan sarapan pagi bersama di aula yang cukup besar dalam kapal itu. Soso duduk tak jauh dari Tuan Nikoladze dan istrinya, Nyonya Guramishvili.

"Anak ini disukai oleh Pangeran Ilia!" kata Tuan Nikoladze, menunjuk Soso pada istrinya. "Dia menulis puisi, punya visi tentang Georgia, dan punya kecerdasan yang luar biasa. Kemarin kutugaskan membuat perbandingan tata kota dengan Poti, hasilnya luar biasa. Perjalanan ke Novorossiysk ini juga karena aku melihat ada sesuatu dari pemaparannya yang menarik!"

"Kau sekolah di mana?" tanya Nyonya Guramishvili.

"Seminari Tiflis, Nyonya!" jawab Soso.

"Ooh... bukannya tak menghormati agama, tapi kurasa, anak sepertimu harus melanjutkan ke gymnasium, lalu pergi kuliah di jurusan yang kamu sukai. Entah itu di Swiss, Jerman, atau Rusia pun tak apa!"  katanya lagi.

"Barangkali saya takkan mampu sekolah tinggi seperti itu Nyonya. Sekolah di seminari pun sudah bagus buat saya!" jawab Soso, meski mendengar kata-kata Nyonya Guramishvili itu membuatnya jadi sangat ingin pergi kuliah.

"Tsar tampaknya memang menjebak anak-anak cerdas sepertimu agar hanya mengurusi hal-hal seperti itu, agama, agar tak mengganggu kepentingannya. Sama seperti saat mereka melarangku, kaum perempuan, untuk pergi kuliah dengan alasan yang dibuat-buat!" katanya lagi.

Soso makin terpesona oleh perempuan itu.

*****

BERSAMBUNG: (94) Gerbang Rusia di Laut Hitam

Catatan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun