"Tiga, dua cewek, Rasudan dan Tamar sama cowok satu namanya Giorgi!" jawab Natela.
"Ada yang cakep kayak ibunya nggak?" tanya Soso.
Natela langsung mendelik dan mencubit pinggangnya. Soso tertawa ngakak.
*****
Perjalanan ke Novorossiysk itu adalah kedua kalinya bagi Soso naik kapal laut, setelah sebelumnya ia naik kapal dari Batumi ke Poti, nyaris enam bulan yang lalu saat musim dingin. Bedanya, dulu ia menumpang kapal barang, sekarang yang ditumpanginya adalah kapal penumpang yang begus dan bersih.Â
Ada kamar-kamar untuk penumpang lengkap dengan tempat tidurnya. Jika Soso saja yang ditempatkan di kamar dengan enam tempat tidur bersama para pegawai Tuan Nikoladze merasa nyaman, apalagi mungkin kamar yang ditempati oleh Tuan Nikoladze dan istrinya yang cantik itu. Pasti lebih bagus.
Natela sendiri menempati kamar lain, bersama dengan para penumpang perempuan lainnya. Tapi sedari tadi, mereka malah tak menempati kamarnya, lebih banyak ngobrol berdua di dek terbuka di buritan kapal itu.
Perjalanan kali ini juga terasa berbeda bagi Soso, karena ia tak melakukan perjalanan sendiri, melainkan bersama rombongan Tuan Nikoladze, walikota Poti, dan tentu saja lebih menyenangkan karena Natela diizinkan untuk ikut dan menemaninya.
Ia duduk bersisian dengan Natela sambil memandangi Laut Hitam yang makin menghitam di saat malam hari. Hanya terdengar suara mesin uap yang menjadi penggerak kapal itu. Debur ombak yang diterjang kapal juga terdengar sesekali.
"Apa kamu punya seseorang yang istimewa seperti istimewanya Nyonya Guramishvili bagi Tuan Nikoladze?" tanya Natela sambil menyandarkan kepalanya di pundak Soso.
"Enggak..." jawab Soso singkat.