Tanpa pikir panjang lagi, CIpto langsung meraih kunci motornya. Ia segera mengantarkan Cak Kodir ke puskesmas yang jaraknya sekitar dua kilometeran. Tapi di tikungan tajam dekat pemakaman umum, tangannya seperti ada yang menarik ke belakang sehingga putaran gas motor naik. Motor makin kencang, sementara stang terasa berat untuk dibelokkan, dan jari-jarinya terasa kaku.
Cak Kodir berteriak-teriak, lalu melompat dari atas motor dan tubuhnya berguling-guling di aspal yang tak mulus itu. Sementara Cipto masih duduk di atas motor, tapi motor terus melaju kencang, dan menyimpang dari  jalur yang seharusnya diambil. Menerobos rerumputan, lalu menghajar sebuah pohon besar di pinggir pemakaman.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H