Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cermis: "Apa yang Menempel di Kepala Ayah?"

17 Februari 2021   23:27 Diperbarui: 17 Februari 2021   23:46 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Tanpa pikir panjang lagi, CIpto langsung meraih kunci motornya. Ia segera mengantarkan Cak Kodir ke puskesmas yang jaraknya sekitar dua kilometeran. Tapi di tikungan tajam dekat pemakaman umum, tangannya seperti ada yang menarik ke belakang sehingga putaran gas motor naik. Motor makin kencang, sementara stang terasa berat untuk dibelokkan, dan jari-jarinya terasa kaku.

Cak Kodir berteriak-teriak, lalu melompat dari atas motor dan tubuhnya berguling-guling di aspal yang tak mulus itu. Sementara Cipto masih duduk di atas motor, tapi motor terus melaju kencang, dan menyimpang dari  jalur yang seharusnya diambil. Menerobos rerumputan, lalu menghajar sebuah pohon besar di pinggir pemakaman.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun