Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (70) Tebar Pesona

5 Februari 2021   23:27 Diperbarui: 6 Februari 2021   00:55 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

*****

Soso dan Pak Beso tiba di Rustavi menjelang sore.

"Apa kita langsung ke rumahnya Pak Devdariani?" tanya Pak Beso.

"Mungkin dia belum pulang, Pak..." jawab Soso. "Kita ke pabriknya saja, tunggu dia di sana..." lanjutnya. Jujur saja, Soso malas untuk langsung ke rumahnya Pak Devdariani, karena ia harus bertemu dengan si Said. Rada gengsi juga kalau kedatangannya itu untuk membayar utang bapaknya, meski mungkin si Said juga sudah tahu, dan juga tak peduli.

"Ya sudah..." kata Pak Beso. Ia lalu menunjukkan arah ke Rustavi Stali, tempat Pak Devdariani bekerja pada kusir kereta yang disewanya.

Setelah tiba di sana, Soso membayar sewa kereta dan mempersilakan kusirnya meninggalkan mereka. Ia memberi tambahan tiga puluh kopeck pada kusir itu. Si Kusir tampak senang dan berterimakasih pada Soso.

Tapi jam pulang kerja tampaknya masih sangat lama. "Kemana dulu kita Pak?" tanya Soso.

"Ada warung makan langganan para buruh..." jawab Pak Beso. "Dulu aku sering makan dan berutang di sana. Kita tunggu di sana saja..."

"Bapak masih punya utang di sana?" tanya Soso.

Pak Beso tersipu. "Ada, mungkin masih ada utangku dua rubelan..."

Soso merogoh sakunya, tapi Pak Beso melarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun