Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tim "Pulungan" Klub Liga Primer Inggris

2 Februari 2021   12:05 Diperbarui: 2 Februari 2021   12:12 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari bbc.co.uk

Masa transfer tengah musim 2020-21 Liga Inggris sudah berakhir semalam. Nyaris tak banyak kejutan. Diantara pemain masuk yang 'lumayan' antara lain Arsenal yang kedatangan Martin Oodegaard (pinjaman dari Real Madrid), Liverpool kedatangan dua bek tengah, Ben Davies (Preston), dan ini yang ditunggu lama, Ozan Kabak dari Schalke, meski masih berstatus pinjaman. Manchester United kedatangan Amad Diallo dari Atalanta. Wolverhampton kedatangan Willian Jose dari Real Sociedad.

Justru sebaliknya, rombongan keluar yang lumayan banyak melibatkan nama tenar. Inilah yang menarik. Arsenal dan Leicester City adalah yang paling banyak melepas pemain yang memiliki kualitas lumayan, bahkan di atas rata-rata seperti Mesut Ozil.

Kalau saja pemain-pemain 'buangan' ke luar Premier League ini dikumpulkan, hasilnya ternyata lumayan juga, bisa bikin sebuah klub yang lumayan tangguh, dengan formasi cukup lengkap (geser-geser dikit lah). Catatannya, hanya pemain yang 'dibuang' ke luar klub Premier League, entah itu dipinjamkan atau dilepas sama sekali. Jadi pemain yang menyebrang ke sesama klub EPL tidak dihitung (misalnya Jesse Lingard yang dipinjamkan MU ke West Ham, atau Ainsley Maitland-Niles dari Chelsea ke West Brom).  

Berikut ini adalah starting XI hasil mulung tadi:

KIPER

Paulo Gazzaniga (Spurs -- Elche)

Paulo Gazzaniga (29 th) adalah pilihan terbaik di posisi ini. Usia 29 tahun belum 'tua' bagi seorang kiper. Bahkan mungkin sedang bagus-bagusnya, kalau, kalau sering dimainkan. Masalahnya, pemain asal Argentina yang lebih banyak berkarir di Inggris ini tak pernah benar-benar menjadi pilihan utama di tim manapun yang dibelanya.

Di Gillingham, klub professional pertamanya di Inggris, ia jadi cadangan Ross Flitney. Naik kelas ke Southampton tahun 2012, pun nasibnya sama. Ia selalu jadi pilihan kedua antara Kelvin Davis, Arthur Boruc, dan Fraser Foster. Hanya 21 kali tanding selama empat tahun. Status kiper utama baru disandangnya saat dipinjamkan ke Rayo Vallecano di Spanyol musim 2016-17. Ia bermain sebanyak 32 kali. Sayangnya, Vallecano saat itu hanya bermain di Segunda Division, bukan La Liga, jadi tak pernah berhadapan langsung dengan Leonel Messi atau Christiano Ronaldo.

Pelatih Tottenham Hotspur yang juga mantan pelatihnya di Southampton, Mauricio Pochettino memboyongnya ke London tahun 2017. Lagi-lagi harus jadi cadangan Hugo Lloris. Ia diberi kesempatan debut lawan Crystal Palace September 2017, dan bermain apik, cleansheet, dan timnya menang 1-0. Musim berikutnya, ia hanya tampil tiga kali. Tapi kesempatan unjuk gigi sesungguhnya datang juga waktu Lloris cedera bahu musim 2019-20. Ia berhasil menggusur Michel Vorm. Lumayan, 18 kali tampil di liga, dan empat kali di Champions League.

Sayangnya, awal musim ini, Spurs kedatangan Joe Hart yang sudah kenyang jadi kiper utama baik di Manchester City maupun di Timnas Inggris. Hugo Lloris pun sudah anteng lagi sebagai pilihan utama Mourinho. Gazzaniga pun dipinjamkan ke Elche untuk mengadu nasib berlaga di La Liga.

BELAKANG

Sead Kolasinac (Arsenal -- Schalke)

Sead Kolasinac (27 tahun) lahir di Karlsruhe Jerman, dan pernah membela Timnas Jerman U18-20 sebelum memutuskan untuk membela tanah leluhurnya Bosnia Herzegovina di level senior. Ia dibesarkan oleh Schalke hingga tahun 2017. Di sana, ia bahkan sempat menyandang ban kapten, sebelum bergabung dengan Arsenal yang masih ditangani Arsene Wenger dan langsung bersinar. Tampil 36 kali di berbagai ajang dan menyumbang 5 gol.  Berkat penampilan apiknya, hingga kepemimpinan Unai Emery, ia masih dipercaya di posisinya itu, bek kiri. Sayangnya, kedatangan Kieran Tierney dari Celtic mulai menggusur tempatnya dan lebih dipercaya oleh Mikel Arteta. Awal musim ini, ia hanya bermain sekali, sebelum akhirnya dipinjamkan ke klub yang membesarkan namanya, Schalke.

Sokratis Papasthathopolous (Arsenal -- Olympiacos)

Pemain asal Yunani yang memulai karirnya di AEK Athens ini memang sudah agak tua (32 tahun). Tapi pengalamannya sangat mentereng. Ia sudah malang melintang di banyak klub Eropa; Genoa, AC Milan, Werder Bremen, Borrusia Dortmund, sebelum akhirnya berlabuh di Arsenal tahun 2018.

Bersama Milan, ia merasakan gelar juara Italia musim 2010-11. Tapi karir terbaiknya justru saat berada di Dortmund. Di bawah asuhan Jurgen Klopp, ia tampil solid dengan tampil sebanyak 42 kali di berbagai ajang. Pun ketika ditinggalkan Klopp, ia tetap jadi pilihan utama mengawal lini pertahanan Die Borussen. Total ia tampil sebanyak 198 kali di sana dengan sumbangan 10 gol.

Di Arsenal, musim pertamanya ia menjadi pilihan utama; 40 kali tampil diberbagai laga. Musim berikutnya, ia mulai tersisih, hanya 29 kali bermain. Dan musim 2020-21, Sokratis benar-benar tersingkir. Ia tak bermain sekalipun dalam laga apapun, sampai akhirnya balik ke kampung halamannya dan bergabung dengan Olympiacos.

Shkodran Mustafi (Arsenal -- Schalke 04)

Mustafi (28 tahun) berkewargenegaraan Jerman meski leluhurnya berasal dari pecahan Yugoslavia. Ia adalah didikan klub Hamburger SV sebelum dikontrak oleh Everton tahun 2009. Hingga tahun 2012, ia hanya sekali main bersama The Toffees, sebelum hijrah ke Italia bersama Sampdoria. Dua tahun kemudian, dia hijrah lagi ke Spanyol bersama Valencia dan menghabiskan dua musim bersama El Che dengan sumbangan 6 gol dari 64 laga. Lumayan untuk seorang bek.

Itulah yang kemudian membuat Arsen Wenger kepincut dan memboyongnya ke Arsenal tahun 2016 dengan bandrol yang fantasitis untuk seorang bek waktu itu, 35 juta pound. Meski dikenal juga sebagai 'raja blunder' toh Wenger tetap mempercayainya. Tapi tidak dengan Unai Emery, apalagi Mikel Arteta. Setengah musim ini, ia hanya merumput 3 kali di liga, sampai akhirnya mudik ke Jerman untuk bermain dengan Schalke, bersama dengan teman senasibnya, Sead Kolasinac.

Fikayo Tomori (Chelsea -- AC Milan)

Pemain kelahiran Alberta Kanada ini adalah pemain potensial, apalagi usianya masih cukup muda (23 tahun). Bergabung dengan Chelsea di usia muda, ia mendapatkan kontrak pertamanya tahun 2016. Tapi persaingan ketat di lini belakang Chelsea membuatnya lebih banyak tersisih dan akhirnya dipinjamkan ke sana-sini. Brighton & Hove Albion, Hull City, Derby County pernah menampungnya. Harapannya sempat muncul saat Frank Lampard menangani The Blues, tapi lalu pudar saat Thomas Tuchel datang. Ia pun dipinjamkan lagi ke AC Milan.

TENGAH:

Demarai Gray (Leicester City -- Bayer Leverkusen)

Pemain kelahiran Birmingham ini (24 tahun) tumbuh di klub kampung halamannya, Birmingham City sejak 2013. Januari 2016, Claoudio Ranieri yang menukangi Leicester City memboyongnya dengan harga miring, kurang dari 4 juta pound. Bersama The Foxes setengah musim itu ia langsung turun dalam 12 pertandingan liga meski lebih banyak masuk sebagai pengganti di ujung-ujung laga. Tapi lumayan lah, ia kebagian ikut mengangkat piala saat Leicester City menjadi kampiun di Inggris musim 2015-16.

Tiga musim berikutnya, Gray yang bisa bermain sebagai sayap kiri maupun kanan, kadang menjadi penyerang makin dipercaya Ranieri, pun dengan penerusnya Claude Puel. Ia bermain sebanyak 128 kali di berbagai ajang, termasuk Liga Champions, dan menyumbang 10 gol. Masuknya Brendan Rodgers mulai mengganggu kenyamanannya. Musim 2019-20 ia hanya bermain 29 kali. Memasuki musim 2020-21, ia hanya sekali bermain di liga. Sampai akhirnya, Rodgers melepasnya ke Leverkusen.

Danny Drinkwater (Chelsea -- Kasimpasa)

Pemain kelahiran Manchester ini (30 tahun), pernah menjadi bagian dari skuad Setan Merah dari tahun 2008-2012, meski tak pernah turun laga. Ia lebih banyak dipinjamkan. Tercatat Hudersfield Town, Cardiff City, Wattford, dan Barnsley pernah dibelanya semasa itu. Tahun 2012, ia resmi menjadi pemain Leicester City yang saat itu masih bermain di Championship.

Drinkwater (nggak usah diterjemahin namanya ya, hehe) berjasa membawa The Foxes naik kelas ke Premier League tahun 2014. Dii bawah asuhan Claudio Ranieri, ia bersinar terang dan ikut menjadi bagian penting skuad The Foxes saat menjadi kampiun Liga Inggris tahun 2016. Ia adalah salah satu kepercayaan Ranieri. Sayangnya, Ranieri dipecat di tengah musim 2016-17. Drinkwater galau, dan akhirnya memutuskan menerima pinangan Chelsea tahun 2017. Sayangnya, itu bukan pilihan cerdas. Ia hanya bermain 12 kali, dan kemudian dipinjamkan ke sana-sini, Burnley, Aston Villa, dan terakhir terbuang ke klub Turki Kasimpasa. Andai saja ia bertahan di Leicester, mungkin nasibnya tak seburuk itu.

Yannick Bolasie (Everton -- Middlesbrough)

Bolasie (31 tahun) adalah pemain yang kenyang pengalaman bermain di banyak klub berbagai negara. Ia lahir di Lyon Perancis, tapi lebih memilih membela tanah leluhurnya Kongo saat bermain di level tim nasional. Hillingdon Borough, Floriana, Plymouth Argyle, Rushden & Diamonds, Barnet, Bristol City adalah sederet tim yang pernah dibelanya, sebelum 'naik kelas' ke Premier League saat diboyong Crystal Palace tahun 2012.

Bersama Palace-lah karir Bolasie menanjak. Empat tahun di sana, ia bermain sebanyak 133 kali dan menyumbang 12 gol. Inilah yang kemudian membuatnya diboyong ke Everton tahun 2016 saat masih ditangani oleh Ronald Koeman. Tapi hingga akhir musim 2017-2018, ia jarang dimainkan. Hanya 32 kali saja selama dua musim itu. Sampai akhirnya ia harus berpetualang lagi ke Aston Villa, Anderlecht, Sporting CP. Sebetulnya, saat peminjamannya itu, ia tak bermain buruk. Tapi Carlo Ancelotti tak tertarik. Bolasie lagi-lagi harus mengembara dan ditampung oleh Middlesbrough sebagai pemain pinjaman.

Mesut Ozil (Arsenal -- Fenerbahce)

Lepas dari persoalan di luar teknis, inilah permata yang terbuang dari Premier League masa transfer tengah musim ini. Pemain keturunan Turki berpaspor Jerman ini besar di Scahlke, Werder Bremen, Real dan Real Madrid sebelum diboyong Arsenal dengan status bintang awal musim 2013-14. Bersama The Gunners bintangnya makin bersinar. Meski tak banyak mencetak gol, tapi ia dikenal sebagai raja asis bagi para penyerang The Gunners. Hanya persoalan non teknis saja yang akhirnya membuat Ozil libur satu semester tanpa bermain sekalipun di musim 2020-21 ini. Fenerbache benar-benar kejatuhan bulan menerimanya.

DEPAN:

Islam Slimani (Leicester City -- Lyon)

Pemain asal Algeria ini diboyong Leicester City sesaat setelah secara sensasional menjadi kampiun Liga Inggris musim 2015-16. Di sana, ia berjumpa dengan kawan senegaranya, Riyad Mahrez. Ia digadang-gadang menjadi tandem penyerang subur yang sudah dimiliki The Foxes yaitu Jamie Vardy. Claudio Ranieri mendatangkannya karena kepincut dengan kerjasama Mahrez-Slimani di Timnas Algeria. Belum lagi catatan gol mentereng selama tiga musim (2013-2016) di Sporting CP; 48 gol dari 82 laga. Cukup meyakinkan.

Sayangnya, kedatangan Brendan Rodgers tahun 2018 membuatnya tak lagi jadi pilihan utama. Ia kemudian dipinjamkan kemana-mana, Newcastle United, Fenerbahce, dan Monaco. Di Monaco ia kembali bersinar, 18 kali main dan menyumbang 9 gol, lebih banyak dari sumbangannya pada The Foxes. Hal itulah yang kemudian membuat Lyon merekrutnya.

Cenk Tosun (Everton -- Besiktas)

Cenk Tosun (29 tahun) adalah satu dari sekian banyak diaspora Turki yang dibesarkan sepakbola Jerman. Ia lahir di Wetzlar Jerman, dan sempat membela Timnas Jerman sampai level U21 sebelum memutuskan membela negeri leluhurnya di level senior. Tim senior yang dibelanya adalah Eintrach Frankfurt hingga tahun 2011. Ia kemudian diboyong ke Turki oleh Gaziantepspor dan bersinar terang. Tiga musim di klub asal kota Gaziantep itu ia bermain sebanyak 109 kali dan menyumbang 39 gol.

Tahun 2014 ia diboyong oleh sesama peserta liga utama Turki, Beskitas. Sumbangan golnya masih stabil, 41 gol dari 96 laga selama tiga musim. Tengah musim 2017-18, pelatih Everton saat itu, Ronald Koeman, kepincut dan memboyongnya ke Goodison Park, dengan harapan bisa menduetkannya dengan Wayne Rooney yang kembali ke klub asalnya. Lumayan, 14 kali turun dan menyumbang 5 gol. Musim berikutnya ia makin dipercaya oleh pelatih The Toffees, Marco Silva. Tapi golnya tak kunjung meningkat, hanya 4 gol saja. Nasib Tosun makin buruk ketika Carlo Ancelotti datang. Kedatangan Theo Walcott dan terutama Richarlison makin menyudutkan posisinya. Ia dipinjamkan ke Crystal Palace dan akhirnya kembali ke Besiktas.

MANAJER:

Frank Lampard

Siapa lagi yang bisa dipulung?

*****

Itulah sebelas pemain hasil mulung dari klub-klub Premiership di bursa transfer Januari 2021 ini. Sebagai kapten, saya pastinya memilih Mesut Ozil, diwakili oleh Danny Drinkwater dan Sokratis. Pemain cadangannya juga cukup melimpah, ada kiper Jonas Lossl (Everton -- Midtjylland), Timothy Fosu-Mensah (MU -- Leverkusen), William Saliba (Arsenal -- Nice), Baba Rahman (Chelsea -- PAOK), Charlie Austin (West Brom -- QPR), Sebastien Haller (West Ham -- Ajax).

Namanya juga mulung, ada posisi-posisi yang masih kurang pas, misalnya saja bek kanan tak ada yang murni. Tapi lumayan kan? Kalau digabung dan disuruh main di Championship, masih ada peluang untuk juara dan bahkan promosi ke Premier League. Apalagi kalau disuruh main di Liga Indonesia, peluang juaranya makin besar hehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun