Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tim "Pulungan" Klub Liga Primer Inggris

2 Februari 2021   12:05 Diperbarui: 2 Februari 2021   12:12 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari bbc.co.uk

Di Arsenal, musim pertamanya ia menjadi pilihan utama; 40 kali tampil diberbagai laga. Musim berikutnya, ia mulai tersisih, hanya 29 kali bermain. Dan musim 2020-21, Sokratis benar-benar tersingkir. Ia tak bermain sekalipun dalam laga apapun, sampai akhirnya balik ke kampung halamannya dan bergabung dengan Olympiacos.

Shkodran Mustafi (Arsenal -- Schalke 04)

Mustafi (28 tahun) berkewargenegaraan Jerman meski leluhurnya berasal dari pecahan Yugoslavia. Ia adalah didikan klub Hamburger SV sebelum dikontrak oleh Everton tahun 2009. Hingga tahun 2012, ia hanya sekali main bersama The Toffees, sebelum hijrah ke Italia bersama Sampdoria. Dua tahun kemudian, dia hijrah lagi ke Spanyol bersama Valencia dan menghabiskan dua musim bersama El Che dengan sumbangan 6 gol dari 64 laga. Lumayan untuk seorang bek.

Itulah yang kemudian membuat Arsen Wenger kepincut dan memboyongnya ke Arsenal tahun 2016 dengan bandrol yang fantasitis untuk seorang bek waktu itu, 35 juta pound. Meski dikenal juga sebagai 'raja blunder' toh Wenger tetap mempercayainya. Tapi tidak dengan Unai Emery, apalagi Mikel Arteta. Setengah musim ini, ia hanya merumput 3 kali di liga, sampai akhirnya mudik ke Jerman untuk bermain dengan Schalke, bersama dengan teman senasibnya, Sead Kolasinac.

Fikayo Tomori (Chelsea -- AC Milan)

Pemain kelahiran Alberta Kanada ini adalah pemain potensial, apalagi usianya masih cukup muda (23 tahun). Bergabung dengan Chelsea di usia muda, ia mendapatkan kontrak pertamanya tahun 2016. Tapi persaingan ketat di lini belakang Chelsea membuatnya lebih banyak tersisih dan akhirnya dipinjamkan ke sana-sini. Brighton & Hove Albion, Hull City, Derby County pernah menampungnya. Harapannya sempat muncul saat Frank Lampard menangani The Blues, tapi lalu pudar saat Thomas Tuchel datang. Ia pun dipinjamkan lagi ke AC Milan.

TENGAH:

Demarai Gray (Leicester City -- Bayer Leverkusen)

Pemain kelahiran Birmingham ini (24 tahun) tumbuh di klub kampung halamannya, Birmingham City sejak 2013. Januari 2016, Claoudio Ranieri yang menukangi Leicester City memboyongnya dengan harga miring, kurang dari 4 juta pound. Bersama The Foxes setengah musim itu ia langsung turun dalam 12 pertandingan liga meski lebih banyak masuk sebagai pengganti di ujung-ujung laga. Tapi lumayan lah, ia kebagian ikut mengangkat piala saat Leicester City menjadi kampiun di Inggris musim 2015-16.

Tiga musim berikutnya, Gray yang bisa bermain sebagai sayap kiri maupun kanan, kadang menjadi penyerang makin dipercaya Ranieri, pun dengan penerusnya Claude Puel. Ia bermain sebanyak 128 kali di berbagai ajang, termasuk Liga Champions, dan menyumbang 10 gol. Masuknya Brendan Rodgers mulai mengganggu kenyamanannya. Musim 2019-20 ia hanya bermain 29 kali. Memasuki musim 2020-21, ia hanya sekali bermain di liga. Sampai akhirnya, Rodgers melepasnya ke Leverkusen.

Danny Drinkwater (Chelsea -- Kasimpasa)

Pemain kelahiran Manchester ini (30 tahun), pernah menjadi bagian dari skuad Setan Merah dari tahun 2008-2012, meski tak pernah turun laga. Ia lebih banyak dipinjamkan. Tercatat Hudersfield Town, Cardiff City, Wattford, dan Barnsley pernah dibelanya semasa itu. Tahun 2012, ia resmi menjadi pemain Leicester City yang saat itu masih bermain di Championship.

Drinkwater (nggak usah diterjemahin namanya ya, hehe) berjasa membawa The Foxes naik kelas ke Premier League tahun 2014. Dii bawah asuhan Claudio Ranieri, ia bersinar terang dan ikut menjadi bagian penting skuad The Foxes saat menjadi kampiun Liga Inggris tahun 2016. Ia adalah salah satu kepercayaan Ranieri. Sayangnya, Ranieri dipecat di tengah musim 2016-17. Drinkwater galau, dan akhirnya memutuskan menerima pinangan Chelsea tahun 2017. Sayangnya, itu bukan pilihan cerdas. Ia hanya bermain 12 kali, dan kemudian dipinjamkan ke sana-sini, Burnley, Aston Villa, dan terakhir terbuang ke klub Turki Kasimpasa. Andai saja ia bertahan di Leicester, mungkin nasibnya tak seburuk itu.

Yannick Bolasie (Everton -- Middlesbrough)

Bolasie (31 tahun) adalah pemain yang kenyang pengalaman bermain di banyak klub berbagai negara. Ia lahir di Lyon Perancis, tapi lebih memilih membela tanah leluhurnya Kongo saat bermain di level tim nasional. Hillingdon Borough, Floriana, Plymouth Argyle, Rushden & Diamonds, Barnet, Bristol City adalah sederet tim yang pernah dibelanya, sebelum 'naik kelas' ke Premier League saat diboyong Crystal Palace tahun 2012.

Bersama Palace-lah karir Bolasie menanjak. Empat tahun di sana, ia bermain sebanyak 133 kali dan menyumbang 12 gol. Inilah yang kemudian membuatnya diboyong ke Everton tahun 2016 saat masih ditangani oleh Ronald Koeman. Tapi hingga akhir musim 2017-2018, ia jarang dimainkan. Hanya 32 kali saja selama dua musim itu. Sampai akhirnya ia harus berpetualang lagi ke Aston Villa, Anderlecht, Sporting CP. Sebetulnya, saat peminjamannya itu, ia tak bermain buruk. Tapi Carlo Ancelotti tak tertarik. Bolasie lagi-lagi harus mengembara dan ditampung oleh Middlesbrough sebagai pemain pinjaman.

Mesut Ozil (Arsenal -- Fenerbahce)

Lepas dari persoalan di luar teknis, inilah permata yang terbuang dari Premier League masa transfer tengah musim ini. Pemain keturunan Turki berpaspor Jerman ini besar di Scahlke, Werder Bremen, Real dan Real Madrid sebelum diboyong Arsenal dengan status bintang awal musim 2013-14. Bersama The Gunners bintangnya makin bersinar. Meski tak banyak mencetak gol, tapi ia dikenal sebagai raja asis bagi para penyerang The Gunners. Hanya persoalan non teknis saja yang akhirnya membuat Ozil libur satu semester tanpa bermain sekalipun di musim 2020-21 ini. Fenerbache benar-benar kejatuhan bulan menerimanya.

DEPAN:

Islam Slimani (Leicester City -- Lyon)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun