Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (60) Tamu Dadakan Wali Kota Poti

26 Januari 2021   12:31 Diperbarui: 27 Januari 2021   18:27 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Soso mengangguk sambil tersenyum, "Puisi recehan saja Tuan..." katanya merendah.

"Aku tahu standar Pangeran Ilia. Tak mungkin dia asal-asalan memuatnya!" kata Tuan Nikoladze lagi. "Aku hanya tidak mengerti, kau bisa menulis puisi seperti ini, sementara kau sekolah di Seminari Tiflis!"

"Saya bukan siswa yang baik, Tuan. Seharusnya itu tak boleh, makanya saya pakai nama samaran..." jawabnya.

Tuan Nikoladze tertawa. "Justru apa yang kaulakukan itu yang seharusnya dilakukan oleh anak-anak muda Georgia! Kalian harus berani menentang kebijakan Rusia yang merugikan dan mengekang kebebasan seperti itu!"

"Menentang Rusia?" tanya Soso. Baginya itu agak aneh, lelaki itu adalah walikota di sebuah wilayah yang dikuasai oleh Rusia, tapi menyarankan untuk 'menentang' Rusia.

Tuan Nikoladze tertawa lagi. "Nanti kita lanjutkan obrolannya. Ini saatnya makan siang. Mari ikut makan bersamaku!"

*****

BERSAMBUNG: (61) Kuliah Singkat Kapitalisme Kolektif

Catatan:

[1] Niko Nikoladze adalah penyair sekaligus politisi Georgia yang mengenyam pendidikan tinggi di St. Petersburg Rusia. Dia dikenal dengan diplomasinya yang ulung, sehingga pihak Tsar mengangkatnya menjadi walikota Poti sejak tahun 1894. Kelak, Niko Nikoladze akan dikenang masyarakat Poti sebagai orang yang berjasa mengembangkan kota itu, salah satunya dengan membangun Gereja Katedral Poti yang meniru gaya Hagia Sophia di Istanbul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun