Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (35) Nihilis?

31 Desember 2020   08:06 Diperbarui: 1 Januari 2021   10:06 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah, nggak usah ngomongin itu dulu. Sana istirahat dulu, So, nanti kupanggil kalau waktunya makan malam..." Mak Imel menyela.

Soso mengangguk dan berjalan ke belakang menuju kamarnya yang terpisah itu.

*****

Setelah memberesi kamarnya, karena ia belum memiliki rencana apapun, Soso mulai membaca buku yang dipinjamkan Said. Omongan Said menunjukkan kalau ia tidak tertarik dengan buku ini, dan lebih menyukai satu buku yang sedang dibaca ulang olehnya itu, Chto dlat.' Jadi dugaannya, novel itu tidak menarik, tetapi penting untuk memahami novel selanjutnya yang ditulis oleh orang yang berbeda itu.

Soso juga agak sebel dengan judulnya Otcy i deti; ayah dan anak, padahal barusan ia baru saja ditanya Pak Sese soal bapaknya yang katanya ditangkap polisi, setelah kedatangannya ke sekolah dan memaksa diberi uang. Jangan-jangan buku itu juga bicara soal romantisme ayah-anak di Rusia yang nantinya akan menyindir habis-habisan dirinya yang tak pernah punya kenangan indah tentang bapaknya.

Novel itu berkisah tentang Arkady Kirsanov yang baru saja lulus dari jurusan kedokteran Universitas Petersburg. Seorang temannya yang sangat mempengaruhi pandangannya tentang dunia, Yevgeny Bazarov, ikut untuk berlibur di kampungnya, Maryino. Ayah Arkady, Nikolay Kirsanov adalah seorang duda mantan tentara yang pensiun karena terluka dalam peperangan dan mengolah sebuah perkebunan sederhana. Ia tinggal bersama anaknya yang lain, Pavel, adik Arkady, dan seorang pelayan bernama Fenechka. Pavel yang juga seperti ayahnya menjadi tentara dan dipulangkan karena terluka, tidak menyukai hubungan ayahnya dengan Fenechka, apalagi mereka kemudian memiliki anak laki-laki, Mitya, yang menjadi adik Arkady dan Pavel.

Berbeda dengan Pavel, Arkady sama sekali tidak peduli dengan hubungan ayahnya itu. Baginya, seperti pandangan yang ditularkan oleh Yevgeny, hidup hanyalah perjalanan yang harus dijalani apa adanya, tanpa harus memiliki tujuan. Tak perlu berpikir malu tentang dosa kepada Tuhan. "Kalau Tuhan ada, kenapa dia mempertemukan Bapak dengan Fenechka dan menumbuhkan perasaan saling tertarik di antara mereka sehingga membuat mereka berdosa. Kalau Tuhan ada, ngapain juga dia memberi manusia sahwat tapi mengaturnya dengan rumit?" kata Arkady kepada Pavel. "Lagipula Bapak hidup sendiri, apa salahnya ada yang mengurusi, sementara kau sendiri tidak bisa mengurus dirimu sendiri dan menumpang hidup lagi padanya?"

Nikolay yang awalnya senang anak kebanggannya pulang, mulai tidak nyaman dengan pandangan Arkady dan temannya itu. Ia menerima pandangan buruk Pavel kepadanya soal hubungannya dengan Fenechka. Ia menyesalinya dan berjanji akan menikahi perempuan itu. Tapi ketika Arkady datang, ia cuek saja dengan kelahiran adik barunya, dan malah mengaku senang punya tambahan anggota keluarga, Nikolay malah merasa Arkady telah melecehkannya. Nikolay juga kecewa dengan jawaban Arkady ketika ditanya dimana ia akan membuka praktik sebagai dokter. "Kenapa harus dipikirkan? Kalau aku jadi dokter ya jadilah. Kalau tidak dan malah jadi petani, ya sudah, mau apa? Bapak kan juga begitu, mau jadi tentara, luka, balik, jadi petani. Si Pavel sama saja, pulang malah jadi pengangguran...."

*****

Bacaan Soso harus diselingi oleh makan malam. "Coba kau tengok Bapakmu di kantor polisi, So. Kalau benar ada di sana, bantu dia keluar. Kasian..." kata Pak Sese. "Dia juga begitu bukannya tanpa sebab. Ibumu juga punya andil kenapa dia berubah begitu drastis. Aku mengenalnya dari bujangan sepertimu, dia baik. Menikah dengan ibumu juga dengan baik-baik. Tapi ibumu mengubahnya menjadi begitu..."

Soso terdiam sejenak, baru kali ini ia mendengar orang yang menyalahkan ibunya atas kelakuan bapaknya itu. Mana yang bercerita adalah Pak Sese yang jauh, sementara tetangganya juga selalu menyalahkan kelakuan Pak Beso, dan Mak Keke yang jadi korban, termasuk dirinya. "Darimana Pak De tau soal itu?" tanya Soso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun