Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (2) Aku Benci Rusia

28 November 2020   09:05 Diperbarui: 16 Desember 2020   15:32 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh penulis

"Lima rubel sebulan Pak?" Soso langsung melotot.

"Kamu tuh.. kalo denger duit, langsung ijo..." kata Pak Chark.

Soso cengar-cengir.

"Saya sudah bicara dengan ibumu, ia nggak keberatan kalau kamu sekolah di Tiflis. Ia bahkan senang kalau kamu bener-bener bisa dapat beasiswa itu. Tinggal kamunya aja, bisa apa enggak, serius apa enggak..."

"Ya sudah, kalau begitu belajarlah yang sungguh-sungguh..."

"Siap Pak!" kata Soso dengan semangat.

*****

Soso pulang dari rumah Romo Charkviani dengan riang, pake bersiul-siul dan bernyanyi segala. Belum apa-apa ia sudah membayangkan dirinya bersekolah di Tiflis, kota yang ramai nggak kayak Gori kampungnya itu. Mungkin Tiflis tidak semewah St. Petersburg[4], tapi setidaknya jauh lebih menarik ketimbang Gori yang cuma perbukitan dan sungai. Lagian, kalau ia meninggalkan Gori, tentu saja ia tak harus lagi berurusan dengan Geng Sotoy itu. Belum lagi membayangkan uang saku yang akan didapatkannya, "Lima rubel coy...!" bathinnya.

 Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti. Bukan apa-apa, ada sebuah tangan yang mencengkram bagian belakang leher bajunya. Soso memalingkan wajahnya; Sergei... pentolan Geng Sotoy... di belakangnya berdiri dua anggotanya yang lain, Tikhicov dan Olovski. Sergei menyeringai, memperlihatkan deretan giginya yang kotak-kotak besar. "Apa kabar Bopeng, gimana pelajaran gulatmu?" tanyanya.

Soso megap-megap karena lehernya kecekik kerah bajunya sendiri. "Aku sudah belajar gedan barai..." jawab Soso sekenanya.

 "Lo belajar gulat apa karate sih?" tanya Sergei

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun